Bismillah.
Suatu saat Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah mendapatkan pertanyaan :
أحسن الله إليكم فضيلة الشيخ، هل يجوز قول الرجل للرجل: أنا معتمد عليك يا فلان؟
“Semoga Allah berbuat baik kepada Anda, wahai Syaikh yang mulia, apakah boleh seseorang mengucapkan kepada orang lain, ‘Aku bersandar/bergantung padamu/mengandalkanmu wahai Fulan’?”
Beliau menjawab :
لا، ما يصح، أنا معتمد على الله ثم عليك؛ لا بأس بذلك
“Tidak selayaknya. Ucapan itu tidak diperkenankan. Yang boleh adalah mengucapkan ‘Aku bersandar kepada Allah kemudian kepadamu’. Kalau seperti ini tidak mengapa.”
Sumber : Pelajaran Fathul Majid, 8 Rabiul Awwal 1441 H link https://alfawzan.af.org.sa/ar/node/18297
Penjelasan :
Islam sangat menjaga ucapan agar tidak merusak adab dan keimanan. Diantara ucapan yang bisa merusak adab kepada Allah ialah ucapan yang mengandung unsur/kesan ketergantungan hati/tawakal kepada selain Allah atau menempatkan sesuatu sejajar/serupa dengan Allah.
Seperti ucapan ‘aku bertawakal kepadamu’ yaitu kepada orang lain atau sesama makhluk, maka ini tidak boleh. Karena tawakal adalah ibadah sehingga tidak boleh ditujukan kepada selain Allah. Serupa dengan itu adalah kalimat ‘aku bersandar/bergantung padamu’ karena di dalamnya terkandung kesan ketergantungan hati kepada selain Allah. Ucapan-ucapan seperti ini seharusnya ditinggalkan demi menjaga adab kepada Allah dan untuk menjaga hati dari ketergantungan kepada makhluk.
Wallahu a’lam bish shawaab.