Bismillah.
Allah berfirman :
وما خلقت الجنّ والإنس إلاّ ليعبدون
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)
Ayat yang mulia ini mengandung pelajaran yang sangat berharga bagi setiap manusia. Bahwa tujuan hidup mereka di alam dunia adalah untuk mewujudkan penghambaan kepada Allah.
Ibadah kepada Allah merupakan ketundukan dan perendahan diri yang dilandasi dengan kecintaan kepada-Nya. Ibadah itu mencakup segala perkara yang dicintai oleh Allah dan diridhai-Nya.
Beribadah kepada Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya merupakan kebutuhan setiap hamba. Karena dengan itulah hatinya menjadi tenang, hidupnya menjadi tentram dan waktunya bertabur dengan kebaikan demi kebaikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَثل الذي يَذكر ربه والذي لا يذكر ربه مثل الحي والميت
“Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya adalah seperti perumpamaan orang hidup dengan orang mati.” (HR. Bukhari)
Dzikir kepada Allah merupakan ketaatan kepada-Nya, yang dengan dzikir itu pula hati menjadi tenang dan iman semakin menguat. Dzikir merupakan poros dari segala kebaikan hamba. Oleh sebab itu dalam hadits ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan dzikir sebagai kehidupan bagi seorang insan.
Oleh sebab itu ucapan dzikir yang paling utama adalah kalimat laa ilaha illallah yang mengandung pemurnian ibadah kepada Allah semata dan meninggalkan syirik dengan segala macam bentuknya. Ia mengandung penolakan ibadah kepada selain Allah; apakah itu malaikat, nabi, wali apalagi batu dan pohon. Ia juga mengandung penetapan bahwa ibadah apa pun apakah itu sholat, sembelihan, nadzar, istighotsah, dsb adalah hak Allah semata yang wajib ditujukan kepada-Nya.
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Dzikir bagi hati laksana air bagi ikan. Bagaimanakah kiranya keadaan seekor ikan apabila ia memisahkan diri dari air?”. Tauhid dalam diri manusia laksana ruh di dalam tubuhnya; tanpa ruh maka ia terus terjebak dalam kematian. Tauhid merupakan akar dan pondasi keimanan. Tidak akan tegak amal apa pun tanpa landasan tauhid dan keikhlasan.
Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah berkata, “Ketahuilah, bahwa ibadah tidaklah disebut sebagai ibadah kecuali disertai dengan tauhid. Apabila syirik mencampuri suatu ibadah maka ia menjadi rusak sebagaimana ketika hadats menimpa pada thaharah…”
Tauhid inilah kewajiban terbesar manusia kepada Rabbnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas para hamba adalah mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah berfirman :
فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى
“Barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)
Allah berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Barangsiapa yang melakukan amal salih dari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman, benar-benar Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik dan benar-benar Kami akan memberikan balasan untuk mereka dengan pahala yang jauh lebih baik daripada apa-apa yang telah mereka lakukan.” (an-Nahl : 97)
Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata :
تضمن الله لمن قرأ القرآن، واتبع ما فيه أن لا يضل في الدنيا ولا يشقى في الآخرة
“Allah memberikan jaminan kepada orang yang membaca al-Qur’an dan mengikuti ajaran yang ada di dalamnya bahwa dia tidak akan tersesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat.” Atsar ini disebutkan oleh Imam Ibnu Jarir ath-Thabari dalam tafsirnya.
adh-Dhahhak rahimahullah berkata :
ومن أعرض عن ذكر الله فلم يؤمن ولم يعمل صالحًا، عيشته ضنكة لا خير فيها
“Barangsiapa berpaling dari dzikir kepada Allah dan tidak beriman serta tidak beramal salih maka kehidupannya menjadi sempit, tiada kebaikan sedikit pun padanya.” Atsar ini disebutkan oleh Ibnu Jarir ath-Thabari dalam tafsirnya.
Dari sinilah kita mengetahui betapa besar kebutuhan kaum muslimin untuk terus belajar tauhid dan mengenali aqidah yang benar agar terhindar dari syirik dan kerusakan iman.