Tidak Sia-sia

Bismillah.

Diantara faidah yang terkandung dalam risalah Ushul Tsalatsah adalah keyakinan tentang tauhid rububiyah dan urgensi risalah bagi umat manusia.

Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah berkata :

اعلم رحمك الله أنه يجب على كل مسلم ومسلمة تعلم ثلاث هذه المسائل، والعمل بهن.
الأولى: أن الله خلقنا ورزقنا ولم يتركنا هملا، بل أرسل إلينا رسولا؛ فمن أطاعه دخل الجنة ومن عصاه دخل النار.
والدليل قوله تعالى: {إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولاً شَاهِداً عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَى فِرْعَوْنَ رَسُولاً فَعَصَى فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذاً وَبِيلاً}

Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari tiga perkara ini dan beramal dengannya.

Pertama; bahwa Allah menciptakan kita dan memberikan rezeki kepada kita. Allah tidak meninggalkan kita dalam keadaan sia-sia. Akan tetapi Allah mengutus kepada kita seorang rasul. Barangsiapa menaatinya masuk surga dan barangsiapa yang durhaka kepada-Nya maka dia masuk neraka. Dalilnya firman Allah (yang artinya), “Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kalian seorang rasul yang menjadi saksi atas kalian sebagaimana Kami telah mengutus kepada Fir’aun seorang rasul, maka Fir’aun pun durhaka kepada Rasul itu maka Kami pun menghukumnya dengan hukuman yang keras.” (al-Muzammil : 15-16)

Keterangan :

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa manusia sangat membutuhkan risalah/ajaran wahyu yang dibawa oleh para rasul. Kebutuhan mereka kepada risalah lebih besar daripada kebutuhan manusia kepada makanan dan minuman. Karena risalah merupakan sebab hidupnya hati dan kunci kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Diutusnya rasul merupakan bukti kasih sayang Allah kepada manusia dan tarbiyah Allah kepada hamba-hamba-Nya. Sebagaimana kita wajib meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan dan memberikan rezeki kepada kita, maka kita pun wajib untuk beriman kepada rasul-Nya; karena hal itu merupakan bentuk penjagaan dan pemeliharaan dari Allah kepada hamba-Nya.

Hal ini menuntut setiap muslim untuk tunduk dan patuh serta pasrah sepenuhnya kepada aturan dan hukum Allah. Sebagaimana ditegaskan oleh Imam Abu Ja’far ath-Thahawi rahimahullah dalam Aqidah Thahawiyah-nya :

وَلَا تَثْبُتُ قَدَمُ الإِسْلَامِ إِلَّا عَلَىٰ ظَهْرِ التَّسْلِيمِ وَالِاسْتِسْلَامِ

“Dan tidak akan kokoh pijakan Islam kecuali di atas sikap taslim/pasrah dan istislam/tunduk patuh.”

يعني لا يثبت إسلام من لم يسلم بنصوص الوحيين، وينقدْ إليهما، ولا يعترض عليها، ولا يعارضها برأيه ومعقوله وقياسه، كما قال الإمام محمد بن شهاب الزُهري فيما رواه البخاري عنه: ” من الله الرسالة، ومن الرسول البلاغ، وعلينا التسليم

Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi hafizhahullah berkata : Yaitu tidak akan kokoh keislaman pada diri orang yang tidak mau tunduk kepada dalil-dalil wahyu al-Qur’an dan as-Sunnah, patuh kepadanya, tidak menentang atau menolaknya, tidak membantahnya dengan pendapat, pemikiran atau analoginya semata. Hal itu seperti yang dikatakan oleh Imam Muhammad bin Syihab as-Zuhri yang diriwayatkan oleh al-Bukhari, “Dari Allah datangnya risalah, kewajiban rasul adalah menyampaikan, sedangkan kewajiban kita pasrah dan tunduk.” (lihat Syarh Aqidah Thahawiyah, link : https://shamela.ws/book/1094/138)

Dari sini kita bisa mengambil faidah penting, diantaranya :

Kebatilan pemahaman atheis yang menolak Tuhan dan paham agnostik yang menolak agama. Hal ini juga menunjukkan bahwa jalan menuju surga hanya dengan taat kepada rasul.

Sebagaimana manusia perhatian tentang sebab-sebab kehidupan jasmani dan kesejahteraan materi maka seharusnya manusia juga lebih perhatian kepada sebab-sebab kehidupan rohani dan kebahagiaan hati. Karena letak kebahagiaan itu di dalam hati, bukan pada harta, jabatan, kemewahan atau kecantikan.

Membangkang kepada tuntunan dan petunjuk rasul merupakan sebab utama kesengsaraan.

Demikian sedikit catatan faidah yang Allah mudahkan bagi kami untuk menyajikannya, semoga Allah berikan kepada kita ilmu yang bermanfaat.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *