Tauhid Uluhiyah

Bismillah.

Sebagaimana telah dijelaskan oleh para ulama bahwa tauhid merupakan pemurnian ibadah untuk Allah semata dan meninggalkan syirik. Segala bentuk ibadah hanya boleh ditujukan kepada Allah. Beribadah kepada Allah tetapi juga mempersembahkan sebagian ibadah yang lain kepada selain Alllah adalah syirik.

Inilah hakikat tauhid yang menjadi muatan utama dakwah islam yang diserukan oleh para nabi dan rasul. Inilah yang biasa disebut oleh para ulama dengan istilah tauhid uluhiyah atau tauhid ibadah. Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut/sesembahan selain Allah.” (an-Nahl : 36)

Tauhid uluhiyah ini merupakan muatan pokok al-Qur’an. Oleh sebab itu para ulama juga menjelaskan bahwa pada hakikatnya semua bagian al-Qur’an itu merupakan penjelasan tauhid. Tauhid uluhiyah inilah kandungan dari kalimat tauhid laa ilaha illallah. Di dalamnya terkandung penolakan ibadah kepada selain Allah dan penetapan bahwa ibadah hanya ditujukan kepada Allah.

Tauhid uluhiyah ini merupakan kewajiban terbesar atas umat manusia kepada Rabbnya. Allah berfirman (yang artinya), “Wahai manusia sembahlah Rabb kalian; Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 21). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas para hamba adalah mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tauhid uluhiyah merupakan syarat diterimanya seluruh amalan. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah benar-benar Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu sedikit pun penolong.” (al-Maidah : 72)

Allah berfirman (yang artinya), “Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu; Jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *