Imam Bukhari rahimahullah membuat bab dalam Sahihnya dengan judul Bab. Keutamaan Orang Yang Mendirikan Qiyam Ramadhan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mendirikan qiyam Ramadhan dengan penuh iman dan mengharap pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari no 1913)
Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi hafizhahullah menerangkan, bahwa yang dimaksud dengan istilah qiyam Ramadhan adalah sholat malam di bulan Ramadhan, baik di awal malam ataupun di akhir malam/sholat tahajjud. Sehingga istilah qiyam Ramadhan ini mencakup sholat tarawih di awal malam dan juga sholat tahajjud di akhir malam/setelah bangun tidur (lihat Minhatul Malik Al-Jalil, Juz 4, hal. 272)
Syaikh Shalih Al-Fauzan hafizhahullah juga menerangkan, bahwa yang dimaksud dengan qiyam Ramadhan itu adalah sholat tarawih atau sholat tahajjud. Ia disebut dengan istilah qiyam -yang artinya berdiri- disebabkan dalam rangka mengungkapkan perbuatan itu dengan salah satu rukun sholat yang paling utama yaitu berdiri (lihat Tashil Al-Ilmam bi Fiqhi Al-Ahadits min Bulughil Maram, Juz 3 hal. 263)
Istilah qiyam Ramadhan juga bisa dimaknakan lebih luas lagi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikh Abdullah Al-Bassam rahimahullah dalam kitab Taudhihul Ahkam. Beliau menjelaskan, bahwa yang dimaksud qiyam Ramadhan ini mencakup menghidupkan malam bulan Ramadhan dengan ibadah dan sholat (lihat Taudhihul Ahkam min Bulughil Maram, Juz 3 hal. 567)
Syarat untuk mendapatkan ampunan tersebut adalah harus dibarengi dengan menjalankan perkara-perkara yang wajib dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan, selain itu orang yang melakukannya harus dilandasi dengan keimanan dan mengharapkan pahala. Sebagian orang yang tidak paham terpedaya dengan keutamaan yang disebutkan dalam hadits-hadits semacam ini sehingga mereka tidak mempedulikan dosa besar, bahkan sebagian mereka tidak sholat kecuali di bulan Ramadhan; hal ini jelas termasuk kekeliruan dan penyimpangan (lihat Minhatul Malik, Juz 4, hal. 273)
Yang dimaksud dosa-dosa yang terampuni di dalam hadits di atas -mengenai keutamaan qiyam Ramadhan- adalah dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar maka untuk bisa dihapus harus dengan bertaubat (lihat Tashil Al-Ilmam, Juz 3 hal. 265)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sholat lima waktu, jum’at yang satu dengan jum’at yang berikutnya, Ramadhan yang satu dengan Ramadhan berikutnya, itu adalah penghapus atas dosa-dosa selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim)
Dosa besar sekalipun juga akan terhapus apabila seorang muslim bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya, karena bulan Ramadhan ini adalah bulan yang penuh dengan ampunan dari Allah…