Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya : “Mohon jelaskan kepada kami perihal taubat dan apa saja syarat-syaratnya. Dan apakah yang dimaksud taubat nasuha?”
Meniti Jejak Generasi Terbaik
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya : “Mohon jelaskan kepada kami perihal taubat dan apa saja syarat-syaratnya. Dan apakah yang dimaksud taubat nasuha?”
[11] Banyak Beristighfar Qatadah rahimahullah berkata, “Sesungguhnya al-Qur’an ini menunjukkan kepada kalian tentang penyakit dan obat bagi kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa-dosa, sedangkan obatnya adalah istighfar.” (lihat Tazkiyat an-Nufus, hal. 52)
al-Hasan rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya seorang hamba senantiasa akan berada dalam kebaikan selama dia masih memiliki ‘penasihat’ dari dalam hatinya dan bermuhasabah menjadi salah satu agenda yang paling ia tekuni.” (lihat Muhasabat an-Nafs wa al-Izra’ ‘alaiha karya Imam Ibnu Abi ad-Dunya, hal. 25)
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Kaum muda, mereka yang menyimpan segenap asa. Mereka yang memendam segudang cita-cita. Tidak peduli badai bertiup, halilintar menyambar, atau pun langit runtuh. Kaum muda senantiasa sarat dengan harapan dan gelora.
al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: Hakikat syukur adalah mengakui limpahan nikmat -dari Allah- dan berusaha menunaikan pengabdian [kepada-Nya]. Barangsiapa yang perkara ini semakin banyak muncul dari dirinya maka dia disebut sebagai syakuur/orang yang pandai bersyukur.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: Apabila Allah berkehendak kebaikan kepada hamba-Nya [yang berbuat dosa] maka Allah bukakan baginya sebuah pintu diantara pintu-pintu taubat, penyesalan, perasaan tidak berdaya, rendah, butuh, memohon keselamatan kepada-Nya, benar-benar memulangkan urusan kepada-Nya, terus-menerus merendah, berdoa, mendekatkan diri kepada-Nya sebisa mungkin dengan berbagai bentuk amal kebaikan; yang itu semuanya pada akhirnya akan bisa Continue reading