Untaian Nasihat Ulama (6)

Bagian 6. Ikhlas dan Perusak-Perusaknya Pentingnya Ikhlas dan Amal Imam Ibnul Qoyyim rahimahulllah berkata, “… Seandainya ilmu bisa bermanfaat tanpa amalan niscaya Allah Yang Maha Suci tidak akan mencela para pendeta Ahli Kitab. Dan jika seandainya amalan bisa bermanfaat tanpa adanya keikhlasan niscaya Allah juga tidak akan mencela orang-orang munafik.” (lihat al-Fawa’id, hal. 34).

Ikhlas Dalam Beramal

Ikhlas adalah suatu hal yang tidak boleh disepelekan. Sebab tanpa keikhlasan amal ibadah tidak ada harganya di sisi Allah. Menundukkan hawa nafsu guna meraih keikhlasan adalah sebuah perjuangan besar yang perlu diperhatikan. Para pendahulu yang salih pun menilai bahwa perjuangan mencapai keikhlasan sebagai perjuangan yang amat berat dan sarat akan pengorbanan.

Belajar Tentang Makna Ikhlas [2]

Menyelami Faidah Kalimatul Ikhlas Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman terdiri dari tujuh puluh sekian atau enam puluh sekian cabang. Yang paling utama adalah ucapan laa ilaha illallah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)