Sa’id bin Jubair rahimahullah, salah seorang ulama besar Islam. Beliau meriwayatkan hadits dari Ibnu ‘Abbas, Abdullah bin Mughaffal, ‘Aisyah, ‘Adi bin Hatim, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah, dan lain-lain radhiyallahu’anhum.
Meniti Jejak Generasi Terbaik
Sa’id bin Jubair rahimahullah, salah seorang ulama besar Islam. Beliau meriwayatkan hadits dari Ibnu ‘Abbas, Abdullah bin Mughaffal, ‘Aisyah, ‘Adi bin Hatim, Abu Musa al-Asy’ari, Abu Hurairah, dan lain-lain radhiyallahu’anhum.
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya :
Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah pernah ditanya : هل دعاء الإستفتاح بصيغة واحدة ، ومالحكم إذا استمر الإنسان على صيغة واحدة في صلواته ؟ “Apakah doa istiftah itu hanya memiliki satu bentuk/model, dan bagaimanakah hukumnya jika seorang insan terus-menerus membaca hanya dengan satu model/bentuk saja di dalam sholat-sholatnya?”
[9] Banyak Berdzikir Kepada Allah Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu berkata, “Tidak ada sesuatu yang lebih menyelamatkan dari azab Allah selain berdzikir kepada Allah.” (lihat Sunan Tirmidzi tahqiq Syaikh Ahmad Syakir [5/459])
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Dua buah kalimat yang ringan di lisan namun berat di atas timbangan dan dicintai oleh ar-Rahman. Yaitu subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil ‘azhim [Maha suci Allah dan dengan senantiasa memuji-Nya, Maha suci Allah yang Maha Continue reading
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: Perkara yang disyari’atkan bagi setiap orang adalah hendaknya dia melakukan apa-apa yang mampu dia kerjakan diantara kebaikan yang ada. Sebagaimana firman Allah ta’ala (yang artinya), “Bertakwalah kepada Allah sekuat kemampuan kalian.”
[1] Ibnu Abi Mulaikah –seorang rabi’in– berkata, “Aku telah bertemu dengan tiga puluh orang Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka semua takut kemunafikan minimpa dirinya. Tidak ada seorang pun diantara mereka yang mengatakan bahwa keimanannya sejajar dengan keimanan Jibril dan Mika’il.” (lihat Fath al-Bari [1/137])
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu berkata: Sesungguhnya diantara ucapan terakhir yang aku dapati sebelum berpisah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah aku pernah bertanya, “Amal apakah yang paling dicintai Allah?” Maka beliau pun menjawab, “Yaitu hendaknya kamu meninggal dalam keadaan lisanmu basah karena zikir kepada Allah.”
Allah ta’ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan ucapkanlah perkataan yang lurus…” (QS. Al-Ahzab: 70)