Bismillah.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, perkara akidah atau keyakinan merupakan perkara yang sangat penting di dalam Islam. Sebab agama Islam ini dibangun di atasnya. Akidah merupakan pondasi tegaknya agama. Akidah atau keyakinan seorang muslim tersimpul dalam dua kalimat syahadat; asyhadu anlaa ilaha illallah wa anna muhammadar rasulullah.
Persaksian yang pertama mengandung pernyataan sikap dan keyakinan bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah. Artinya hanya Allah sesembahan yang haq. Allah berfirman (yang artinya), “Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah adalah -sesembahan- yang haq, dan sesungguhnya apa-apa yang mereka seru selain-Nya adalah batil.” (al-Hajj : 62). Kalimat tauhid laa ilaha illallah merupakan kunci masuk ke dalam Islam dan syarat untuk masuk ke dalam surga. Konsekuensi dari kalimat ini adalah menujukan segala bentuk ibadah kepada Allah dan kewajiban meninggalkan ibadah kepada selain-Nya; apa pun atau siapa pun sesembahan itu.
Persaksian yang kedua mengandung pernyataan sikap dan keyakinan bahwa tidak ada manusia yang berhak untuk diikuti secara mutlak ucapan dan perbuatannya kecuali Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena beliau adalah utusan Allah; barangsiapa menaatinya masuk surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadanya masuk neraka. Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa taat kepada rasul itu sesungguhnya dia telah taat kepada Allah.” (an-Nisaa’ : 80). Konsekuensi dari syahadat ini adalah wajibnya kita membenarkan berita yang beliau sampaikan, tunduk kepada perintah dan larangannya, dan beribadah kepada Allah dengan syari’atnya.
Akidah inilah yang sangat menentukan keselamatan seorang muslim pada hari menghadap Rabbnya. Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya, hendaklah dia melakukan amal salih, dan janganlah dia mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110). Melakukan amal salih adalah tuntutan dari syahadat muhammad rasulullah, sedangkan meninggalkan syirik merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaha illallah.
Akidah atau pokok keimanan inilah yang menjadi syarat untuk meraih kebahagiaan hidup yang hakiki. Tanpa akidah yang lurus maka semua amalan akan sirna dan nikmat akan berubah menjadi malapetaka. Allah berfirman (yang artinya), “Dan Kami hadapi segala amal yang dahulu mereka kerjakan lalu Kami jadikan ia bagai debu-debu yang beterbangan.” (al-Furqan : 23). Allah juga berfirman (yang artinya), “Barangsiapa melakukan amal salih dari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman, niscaya Kami akan berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan benar-benar Kami akan berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa-apa yang dahulu telah mereka lakukan.” (an-Nahl : 97)
Setiap manusia akan ditanya di alam kuburnya tentang : Siapa Rabbmu, Siapa Nabimu, dan Apa agamamu, maka seorang muslim sejati akan bisa menjawab pertanyaan itu dengan pertolongan dan taufik dari Allah. Hal itu karena seorang mukmin telah menghiasi kehidupannya di alam dunia dengan keimanan, tauhid, dan ketaatan serta membersihkan dirinya dari syirik dan kezaliman. Itulah sebab Allah berikan hidayah kepadanya menuju surga. Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman; mereka itulah orang-orang yang diberikan keamanan, dan mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk.” (al-An’aam : 82)
Risalah Ushul Tsalatsah atau tiga landasan pokok merupakan sebuah risalah yang sarat dengan pelajaran berharga guna membentuk akidah setiap pribadi muslim. Di dalam risalah ini akan diterangkan kaidah-kaidah pokok untuk bisa meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat, dan hal itu tersimpul dalam keyakinan seorang muslim tentang Rabbnya, tentang agamanya, dan tentang nabinya. Inilah jalan untuk menikmati lezatnya iman dan ketaatan. Wallahul muwaffiq.
Penyusun : Redaksi al-mubarok.com