Bismillah.
Diantara keindahan ajaran Islam adalah ia menuntun manusia menuju kebaikan dan keutamaan. Seperti menjaga lisan dari segala keburukan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia mengucapkan kebaikan atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu pula melarang dari perilaku tanpa landasan ilmu. Allah berfirman (yang artinya), “Dan janganlah kamu mengikuti apa-apa yang kamu tidak memiliki ilmu tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati; itu semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.” (al-Israa’ : 36). Apalagi berbicara dalam urusan agama tanpa ilmu; ini termasuk dosa besar yang diharamkan dalam syari’at Islam. Allah berfirman (yang artinya), “…dan kalian berkata-kata atas nama Allah sesuatu yang tidak kalian ketahui ilmunya…” (al-A’raaf : 33)
Oleh sebab itu Islam mengajarkan berbagai kebaikan dalam bentuk ucapan. Yang paling tinggi dan paling mulia adalah ucapan tauhid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu terdiri dari tujuh puluh lebih cabang. Yang tertinggi adalah ucapan laa ilaha illallah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan rasa malu adalah salah satu cabang iman.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Islam juga mengajarkan ucapan-ucapan dzikir yang ringan di lisan tetapi berat dalam timbangan amal kebaikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua kalimat yang ringan di lisan tetapi berat di atas timbangan serta dicintai oleh ar-Rahman; subhanallahi wa bihamdihi, subhanallahil ‘azhim.” (HR. Bukhari)
Islam juga menjaga kaum muslimin dari kerusakan dalam perkataan dan perbuatan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seorang muslim adalah yang membuat selamat kaum muslimin yang lain dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari)
Islam juga mengajak kepada kebaikan masyarakat dengan tegaknya dakwah tauhid. Allah berfirman (yang artinya), “Dan siapakah yang lebih baik ucapannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan beramal salih, dan dia mengatakan bahwa aku termasuk dari kaum muslimin.” (Fushshilat : 33)
Allah juga berfirman (yang artinya), “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang lurus, niscaya Allah akan memperbaiki bagi kalian amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (al-Ahzab : 70)
Allah juga mengingatkan bahwa setiap ucapan yang terlontar selalu dicatat oleh malaikat. Allah berfirman (yang artinya), “Tidaklah terlontar suatu ucapan melainkan ada di sisinya malaikat yang selalu mengawasi dan mencatat.” (Qaf : 18)
Oleh sebab itu seorang muslim akan berhati-hati dalam berbicara. Karena apa yang diucapkan dengan lisan merupakan cerminan apa yang ada di dalam hati. Sebagaimana dia berusaha untuk membersihkan hati dari kotoran dosa dan syubhat maka dia pun berusaha membersihkan lisannya dari ucapan yang batil dan kerusakan. Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita untuk banyak-banyak berdzikir dan beristighfar.
Karena dengan dzikir itulah hati akan terjaga dan dengan istighfar dosa akan terhapus. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaan orang yang mengingat Rabbnya dengan orang yang tidak mengingat Rabbnya seperti perumpamaan orang hidup dengan orang mati.” (HR. Bukhari)
Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk menjaga lisan, hati, dan amal perbuatan. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.