Bismillah.
Diantara keutamaan Islam adalah pahala dan balasan yang Allah sediakan bagi kaum beriman ahli tauhid. Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang melakukan amal salih dari kalangan lelaki atau perempuan dalam keadaan beriman niscaya Kami akan memberikan kepada mereka kehidupan yang baik, dan benar-benar Kami akan memberikan balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa-apa yang telah mereka lakukan.” (an-Nahl : 97)
Untuk mendapatkan balasan atas amalan seorang muslim harus melandasi amalnya dengan keimanan. Dengan adanya iman itulah, amal yang kecil bisa menjadi besar pahalanya. Sebaliknya amal yang besar jika tidak disertai iman akan menjadi lenyap dan sia-sia. Allah berfirman (yang artinya), “Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu; Jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)
Kenikmatan yang Allah janjikan kepada kaum beriman ahli tauhid adalah kenikmatan luar biasa yang tidak bisa dibayangkan oleh manusia. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman, “Aku telah menyiapkan bagi hamba-hamba-Ku yang salih suatu kenikmatan yang belum pernah terlihat oleh mata, belum terdengar oleh telinga, dan belum pernah terbersit dalam hati manusia.” (HR. Bukhari)
Jaminan dari Allah bagi mereka yang mengikuti jalan keimanan dan tauhid adalah terbebas dari kesesatan dan kesengsaraan. Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123). Allah juga berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik); mereka itulah orang-orang yang diberi keamanan dan mereka itulah orang-orang yang diberikan petunjuk.” (al-An’am : 82)
Sebaliknya, balasan bagi orang yang menyimpang dari jalan iman adalah kehinaan dan kesengsaraan. Allah berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yang menentang rasul serta mengikuti selain jalan kaum beriman niscaya Kami akan membiarkan dia terombang-ambing dalam kesesatan yang dia pilih, dan Kami akan memasukkannya ke dalam Jahannam; dan Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (an-Nisaa’ : 115)
Dari sini kita bisa mengetahui bahwa tidak ada kebahagiaan bagi manusia kecuali dengan menempuh jalan Islam dan iman. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka benar-benar Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu sedikitpun penolong.” (al-Ma-idah : 72)
Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama maka tidak akan diterima darinya, dan dia di akhirat pasti akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali ‘Imran : 85)
Dengan demikian nikmat iman dan hidayah merupakan nikmat yang sangat besar bagi seorang hamba. Oleh sebab itu wajib bagi seorang muslim untuk menjaga nikmat ini dengan melaksanakan tugas mereka dengan beribadah kepada Allah semata dan menjalankan syari’at-Nya. Mensyukuri nikmat iman adalah dengan istiqomah di atas Islam dan mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Oleh sebab itu Allah memerintahkan kita untuk beribadah kepada Allah sampai datang kematian. Allah berfirman (yang artinya), “Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu keyakinan/kematian.” (al-Hijr : 99). Dan seorang hamba tidak bisa istiqomah kecuali dengan pertolongan Allah dan mengikuti petunjuk-Nya. Semoga Allah berikan taufik kepada kita untuk mengamalkan Islam hingga ajal tiba, dan semoga Allah mengampuni dosa dan kesalahan kita.
Yogyakarta, 23 Muharram 1441 H