Sarana Pembersih Dosa

Bismillah.

Diantara keutamaan sholat lima waktu adalah ia bisa menjadi sebab terhapusnya dosa-dosa. Dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa suatu saat beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bagaimana menurut kalian jika di depan pintu rumah salah seorang dari kalian ada sebuah sungai dimana dia mandi di sana setiap hari lima kali. Apakah dengan seperti itu masih tersisa kotoran menempel di tubuhnya?” mereka menjawab, “Tidak akan tersisa kotoran yang menempel di tubuhnya.” Lalu Nabi bersabda, “Demikian itulah perumpamaan sholat lima waktu menjadi sebab penghapus dosa-dosa.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan sholat lima waktu seperti sebuah sungai yang mengalir; dimana ia bisa membersihkan dosa dan kesalahan sebagaimana air sungai bisa membersihkan kotoran yang menempel di badan. Akan tetapi pembersihan dosa-dosa ini hanya bisa terwujud secara maksimal jika dosa-dosa besar juga dijauhi. Sebagaimana disebutkan dalam Sahih Muslim, bahwa sholat lima waktu akan bisa menghapus dosa-dosa secara umum selama dosa-dosa besar juga dijauhi (lihat Minhah al-Malik al-Jalil, 2/22-23)

Sholat dan Memohon Ampunan

Di dalam sholat kita, salah satu bacaan doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bacaan yang sering beliau baca ketika ruku’ dan sujud. Doa itu berbunyi ‘subhanakallahumma rabbana wa bihamdika, allahummaghfirlii’ yang artinya, “Mahasuci Engkau Ya Allah, wahai Rabb kami, dan dengan senantiasa memuji-Mu, Ya Allah ampunilah aku.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Begitu pula salah satu bacaan doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika duduk diantara dua sujud adalah dengan mengucapkan ‘Rabbighfirlii, Rabbighfirlii’ yang artinya, “Wahai Rabbku, ampunilah aku. Wahai Rabbku, ampunilah aku.” (HR. Ibnu Majah)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengajarkan kepada Abu Bakar ash-Shiddiq untuk berdoa sebelum salam dengan membaca doa ‘Allahumma inni zhalamtu nafsi zhulman katsiiraa, wa laa yaghfirudz dzunuuba illa anta, faghfirlii maghfiratan min ‘indik, warhamnii innaka antal ghafuurur rahiim’ yang artinya, “Ya Allah, sesungguhnya aku banyak menzalimi diriku, dan tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau, ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Mahapengampun lagi Mahapenyayang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila telah selesai dari sholat dan mengucapkan salam, maka beliau pun beristighfar tiga kali. Imam al-Auza’i menjelaskan bahwa bacaan istighfar beliau itu adalah dengan mengucapkan astaghfirullah, astaghfirullah (HR. Muslim)

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa sholat beserta doa dan dzikir yang ada di dalamnya bahkan yang dibaca setelahnya berisi permohonan ampunan kepada Allah dan memberikan jalan bagi kita untuk menghapuskan dosa-dosa dengan amal salih dan istighfar. Secara tidak langsung hal ini berisi perintah kepada kita untuk terus bermuhasabah dan menyadari dosa dan kesalahan untuk terus memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan. Demikianlah sifat dan tabiat anak Adam yang banyak terseret dalam kekeliruan, maka tidak ada jalan selain kembali kepada Allah dan memohon ampunan dari-Nya. Bertaubat dari kesalahan dan memperbaiki masa depan.

Semoga catatan singkat ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

# Penyusun : www.al-mubarok.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *