Bismillah.
Tauhid adalah perintah Allah yang paling agung. Hakikat tauhid itu adalah mempersembahkan ibadah kepada Allah semata dan meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya. Inilah perintah yang Allah tujukan kepada seluruh manusia. Allah berfirman (yang artinya), “Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian; yaitu Yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa.” (al-Baqarah : 21)
Setiap rasul mengajak umatnya untuk mentauhidkan Allah. Sebab inilah pokok dari ajaran Islam. Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36). Ibadah kepada Allah harus disertai dengan berlepas diri dari syirik dengan segala bentuknya. Allah berfirman (yang artinya), “Dan sembahlah Allah, dan jangan kalian mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (an-Nisa’ : 36)
Sebelum memerintahkan berbagai amal kebaikan maka Allah memulai perintah untuk bertauhid. Allah berfirman (yang artinya), “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kalian tidak beribadah kecuali kepada-Nya, dan kepada kedua orang tua hendaklah berbuat baik.” (al-Isra’ : 23). Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa tauhid adalah kewajiban yang paling wajib (lihat keterangan Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah dalam al-Mulakhash fi Syarh Kitab at-Tauhid, hlm. 13)
Tidaklah datang perintah untuk bertauhid melainkan bersamanya terkandung larangan dari berbuat syirik. Karena tauhid tidak akan bisa terwujud kecuali dengan menjauhi syirik. Kedua hal ini -bertauhid dan menjauhi syirik- adalah dua perkara yang tidak bisa dipisahkan. Allah berfirman (yang artinya), “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kalian menyeru kepada selain Allah siapa pun juga.” (al-Jin : 18). Allah juga berfirman (yang artinya), “Maka berdoalah kepada Allah dengan memurnikan baginya agama/amalan.” (Ghafir : 14) (lihat keterangan Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah dalam Mazhahir Dha’fil ‘Aqidah, hlm. 12-13)