Kaum muslimin yang dirahmati Allah, akhir-akhir ini kita sering membaca peringatan yang tertulis di bawah iklan-iklan rokok, “Peringatan! Merokok Membunuhmu.” Ya, sungguh peringatan yang layak untuk diperhatikan dan ditindaklanjuti…
Di sisi lain, apabila kita melihat kepada lembaran sejarah dan lika-liku kehidupan masyarakat, ternyata kita juga bisa menemukan fenomena serupa yang tidak kalah mengerikan, bahkan jauh lebih membahayakan, yaitu kesyirikan.
Sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa syirik di tengah umat ini lebih samar daripada bekas rayapan semut. Padahal, siapa yang bisa melihat jejak rayapan semut yang begitu kecil dan tidak kentara… berbeda dengan jejak kaki kuda atau telapak kaki gajah di atas tanah yang bisa dilihat oleh siapa saja.
Tidak tanggung-tanggung, resiko syirik adalah haram masuk surga, kekal di neraka, terhapus seluruh amalannya, dan tidak diampuni Allah ta’ala. Bahaya syirik yang samar itu bahkan jauh lebih dikhawatirkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam daripada fitnah Dajjal; yang seandainya dia perintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka turunlah air hujan, tiada yang selamat kecuali orang-orang yang diselamatkan oleh Allah ta’ala dari fitnah dan tipu dayanya.
Seorang nabi ulul ‘azmi saja sekelas Ibrahim ‘alaihis salam begitu merasa takut dirinya terjerumus dalam jurang kemusyrikan; padahal beliau lah pendekar tauhid dan penumpas praktek pemberhalaan… Beliau berdoa kepada Allah, “Jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari menyembah patung, wahai Rabbku sesungguhnya mereka itu telah menyesatkan banyak orang…”
Ibrahim at-Taimi rahimahullah mengomentari, “Lantas, siapakah orang setelah Ibrahim yang bisa merasa aman dari petaka kemusyrikan?”
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, janganlah kita menyangka bahwa syirik hanya penyembahan patung, bahkan syirik itu begitu bervariasi dan berbeda-beda jenisnya. Ada yang lahir; sehingga tampak dan bisa dikenali dengan mudah. Namun ada juga yang batin, sehingga sulit untuk dideteksi dan diobati.
Sampai-sampai sebagian salaf mengatakan, “Tidaklah aku berjuang dengan keras sebagaimana perjuanganku untuk menundukkan diri guna mancapai derajat ikhlas.” Ada juga yang mengatakan, “Tidaklah aku mengobati sesuatu yang lebih sukar daripada niatku, karena ia sering berbolak-balik…” Yang demikian itu, tidak lain karena hati anak Adam itu berada di antara jari-jemari ar-Rahman; yang Allah akan bolak-balikkan sebagaimana yang dikehendaki oleh-Nya…
Sehingga, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dikisahkan, seringkali membaca doa, ‘Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘ala diinik’ artinya: ‘Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu’. Padahal, beliau adalah beliau… dan kita adalah kita…. Tentu kita lebih layak untuk berdoa dan terus berdoa….
Oleh karenanya, para ulama senantiasa menasihati kita untuk tidak tertipu oleh amal dan kebaikan yang mungkin pernah kita lakukan. Karena, kita tidak tahu di atas keadaan seperti apa kehidupan kita ini akan ditutup… Innamal a’maalu bil khawaatim!!
[al-mubarok.com]
:: Ingin Belajar Bahasa Arab dan Tauhid Dari Jarak Jauh?
:: Ingin Belajar Baca Kitab Dari Nol?
:: Ingin Belajar Tahsin al-Qur’an?