Para Perindu Surga

Bismillah.

Surga sebuah kenikmatan tiada tara yang disiapkan oleh Allah untuk hamba-hamba yang bertakwa. Allah berfirman dalam sebuah hadits qudsi (yang artinya), “Aku telah menyiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang salih; suatu kenikmatan yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan belum pernah terbersit dalam hati manusia.” (HR. Bukhari)

Kesalihan adalah bekal untuk meraih surga. Oleh sebab itulah Allah memerintahkan kita untuk membekali diri dengan takwa. Tidaklah disebut sebagai orang salih melainkan padanya terkumpul iman dan ketaatan kepada Allah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah masuk surga kecuali jiwa (orang) yang beriman.” (HR. Muslim)

Keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya yang melandasi ketaatan beribadah merupakan prinsip mendasar di dalam Islam yang dibawa oleh para rasul. Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)

Allah berfirman (yang artinya), “[Allah] Yang menciptakan kematian dan kehidupan dalam rangka menguji kalian; siapakah diantara kalian yang terbaik amalnya.” (al-Mulk : 2). Amal terbaik adalah yang paling ikhlas dan paling benar, ikhlas jika dilakukan karena Allah dan benar jika berada di atas sunnah/tuntunan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seorang pun yang mendengar kenabianku dari umat ini; apakah dia beragama Yahudi atau Nasrani kemudian dia mati dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk golongan penghuni neraka.” (HR. Muslim)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yang menentang rasul setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti selain jalan orang-orang beriman maka Kami biarkan dia terombang-ambing dalam kesesatan yang dia pilih, dan Kami akan memasukkan dirinya ke dalam neraka Jahannam; dan sungguh Jahannam itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (an-Nisaa’ : 115)

Kebaikan dan kebahagiaan sejati ada bersama islam dan tauhid. Inilah jalan yang akan mengantarkan hamba-hamba Allah yang salih masuk ke dalam surga dengan bekal ilmu dan ketaatan mereka. Allah berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama maka tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali ‘Imran : 85)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya niscaya Allah pahamkan dia dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu (agama) maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua umatku pasti masuk surga kecuali yang enggan.” Para sahabat pun bertanya, “Siapakah orang yang enggan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Barangsiapa taat kepadaku maka dia masuk surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadaku maka dia lah orang yang enggan itu.” (HR. Bukhari)

Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah berkata, “Sesungguhnya Allah menciptakan kita dan memberikan rezeki kepada kita, dan tidak membiarkan kita dalam keadaan sia-sia/terlantar. Bahkan Allah telah mengutus kepada kita seorang rasul, maka barangsiapa yang taat kepadanya masuk surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadanya masuk neraka…” (lihat Tsalatsatul Ushul)

Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa untuk meraih surga dan selamat dari neraka butuh perjuangan dan bekal. Hidup di dunia ini merupakan ujian; apakah kita termasuk orang yang sabar dan taat kepada Allah ataukah kita justru meninggalkan iman dan kesabaran. Allah telah mengutus para nabi dan rasul untuk membimbing manusia beribadah kepada Allah dan meniti jalan yang lurus.

Karena itulah setiap hari kita umat Islam berdoa kepada Allah meminta petunjuk dan bimbingan agar tetap berada di atas jalan yang lurus. Karena hati manusia itu berada diantara jari-jemari Allah; Allah membolak-balikkan hati mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya sesuai dengan keadilan dan hikmah-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seorang hamba yang paling bertakwa dan sudah dijamin surga pun senantiasa berdoa kepada Allah untuk diteguhkan hatinya di atas agama dan ketaatan; maka bagaimana lagi dengan kita?!

Kita butuh taufik dari Allah agar mendapatkan ilmu dan pemahaman sehingga kita selamat dari dampak buruk kebodohan. Kita butuh bimbingan dan petunjuk Allah agar selamat dari segala bentuk tindak kezaliman. Karena sumber keburukan ada pada kebodohan dan kezaliman. Kita pun butuh taufik dari Allah agar diberikan kemudahan dalam mengikhlaskan amal dan ketaatan. Sebagaimana kita juga selalu butuh taufik dan hidayah Allah agar sesuai dengan tuntunan dan aturan agama.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *