Bismillah.
Perjuangan dakwah Islam dari masa ke masa tentu sarat akan cobaan dan dinamika. Apa yang dahulu tidak kita jumpai, di hari ini banyak kita temukan di medan dakwah. Perkembangan teknologi informasi telah membawa manusia pada atmosfer kebebasan yang penuh dengan resiko dan juga kemanfaatan. Ada sisi positif tapi juga banyak sisi negatifnya.
Dunia mahasiswa pun demikian. Gerakan dakwah 10 hingga 20 tahun silam sangat berbeda dengan bentuk dan sifat perjuangan dakwah mahasiswa dan anak muda masa kini. Semangat perubahan dan gegap gempita kebangkitan Islam pun sedikit banyak mengalami pergeseran dan mulai kehilangan pijakan kekuatan. Pemurnian aqidah dan pelurusan ibadah mulai tergerus oleh berbagai isu kekinian yang dinilai lebih membumi dan menyentuh kalangan bawah.
Sebagian orang selalu meneriakkan isu ekonomi dan kesejahteraan. Sejak dahulu kalangan semacam ini telah ada dan hari ini pun kian menggejolak dengan rupa dan wajah yang berganti-ganti. Di sisi lain ada pula segolongan kaum yang selalu menonjolkan isu politik dan kekuasaan sebagai asas perubahan dan kebangkitan Islam. Di sebarang sana ada pula tokoh-tokoh yang terus saja berupaya untuk mereduksi nilai-nilai Islam dan tauhid dari kehidupan umat manusia.
Pada masa sekarang ini pun bermunculan para penerus paham anti agama dan anti tuhan dengan segala tampilan dan retorikanya. Mereka berupaya untuk meracuni generasi muda dengan pemikiran liberal dan sekuler. Semua agama dianggap sama dan bisa mengantarkan manusia menuju surga. Mereka meragukan kebenaran Islam dan wahyu Allah. Mereka menjatuhkan kehormatan dan kemuliaan para nabi dan rasul seraya menempatkan mereka seolah seperti pemeran sandiwara di atas pentas sejarah umat manusia yang sudah tidak lagi hidup di masa kita. Maka agama pun dianggap seperti dongeng dan ayat Kitabullah disejajarkan dengan teori-teori filsafat hasil pikiran otak manusia yang tidak percaya Rabbnya. Subhanallah…
Pada kesempatan ini ijinkan kami untuk sedikit berbagi tentang kisah sebagian penggerak dakwah di negeri ini. Mereka adalah kumpulan generasi muda dan alumni kampus-kampus ternama di sebuah kota pelajar. Mereka telah dididik oleh para asatidz Ahlus Sunnah dengan panduan kitab para ulama salaf. Mereka berjuang untuk berusaha memperbaiki kondisi masyarakatnya. Memurnikan aqidah, menebarkan sunnah; itu menjadi slogan dan cita-cita perjuangan mereka selama ini. Dengan tekad baja dan niat yang tulus mereka menyusun strategi dan sistem kaderisasi untuk membumikan dakwah Islam yang hanif ini di bumi Nusantara. Muncullah buletin dakwah yang diberi nama buletin at-Tauhid; sebuah lembar dakwah sederhana yang terbit setiap jumat untuk membagikan faidah dan nasihat dakwah bagi sesama muslim. Buletin ini lahir dari musyawarah dan koordinasi intensif di sebuah kontrakan mahasiswa bernama Wisma Misfallah Tolabul Ilmi (MTI) yang berada di Pogung Kidul kawasan utara Fakultas Teknik UGM Yogyakarta, tidak jauh dari selokan Mataram.
Tidak hanya itu mereka pun berjuang melalui media internet dengan mengelola website dakwah muslim.or.id dan muslimah.or.id yang menghadirkan tulisan ilmiah dari para asatidz dan penggerak dakwah. Kita pun mengenal nama-nama yang tidak asing di masa kini seperti Ust. Muhammad Arifin Baderi hafizhahullah, Ust. Abdullah Zaen hafizhahullah, Ust. Abdullah Taslim hafizhahullah, Ust. Muhammad Saifudin Hakim hafizhahullah, Ust. M. Abduh Tuasikal hafizhahullah, Ust. Yulian Purnama hafizhahullah dsb.
Tidak berhenti di sana, teman-teman penggerak dakwah ini pun kembali merintis program dakwah melalui Radio yang diberi nama Radio Muslim Jogja. Radio yang tidak hanya bergerak dalam dakwah, tetapi ia juga menyiarkan program pendidikan dan sosial untuk masyarakat dan pendengar dimana pun berada. Para asatidz dari pondok pesantren pun bisa ikut menebarkan nasihat ilmu dan tarbiyah bagi umat melalui sajian program radio ini. Memang zaman telah berubah tetapi semangat kru radio untuk selalu mempersembahkan program terbaik tetap tertanam di dalam dada.
Belum lagi jika kita perhatikan kegiatan ta’lim rutin setiap pekan dalam program bahasa arab yang diawadahi dengan sistem Ma’had Umar Bin Khatttab yang sebelumnya hanya berupa daurah-daudara bahasa arab di masjid. Belajar nahwu, shorof, baca kitab dan kaidah-kaidah ilmu bahasa arab menjadi perhatian besar yang telah digerakkan sejak bertahun-tahun lamanya. Begitu pula program pengkaderan penggerak dakwah yang diwadahi dengan Ma’had al-‘Ilmi telah membentuk benteng dalam pembangunan masyarakat muslim yang bertakwa dan berilmu. Tidak sedikit para alumni yang memberikan sumbangsih besar dalam perjuangan dan perbaikan masyarakat di level kampus maupun di tengah masyarakat luas. Muncullah para dosen yang punya bekal ilmu agama dan bermanhaj yang lurus. Lahirlah profesor yang memiliki kapasitas ilmiah dan paham aqidah. Semua ini merupakan nikmat dan taufik dari Allah yang dicurahkan kepada mereka.
Alhamdulillah pada hari ini Allah masih berikan kekuatan untuk mereka berjalan dan berupaya untuk melanjutkan perjuangan generasi pendahulunya. Apabila anda bercita-cita besar untuk membantu dakwah tauhid dan menggerakkan perbaikan umat melalui berbagai program kebaikan dan dakwah Islam bergabunglah bersama para muhsinin yang telah ikut serta menyalurkan sebagian hartanya untuk mendukung dakwah yang mulia ini…
Yakinlah, jika kalian menolong agama Allah pasti Allah akan menolong kalian!
Yuk bantu sebarkan link kesempatan emas ini kepada saudara muslim yang lainnya :