Mengapa Belajar Agama?

Bismillah.

Banyak orang berpandangan bahwa belajar agama bukan perkara penting. Mereka lebih merasa susah dan ketinggalan jaman kalau tidak belajar ilmu-ilmu jaman now. Yang dimaksud ilmu-ilmu jaman now yaitu ilmu keduniaan semata yang orientasinya hanya menumpuk materi.

Padahal belajar agama merupakan sebab kebahagiaan manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dia dalam urusan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Paham dalam urusan agama bukan sekedar mengenal sholat, puasa, atau zakat. Bahkan lebih daripada itu seorang muslim wajib mengenali aqidah dan tauhid yang itu menjadi pokok agama dan syarat diterimanya semua amalan. Bagaimana mungkin kita merasa rugi kalau sholat kita tidak sempurna atau puasa kita tidak sah sementara kita tidak merasa rugi ketika aqidah kita rusak?

Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelum kamu; Jika kamu berbuat syirik pasti akan lenyap seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65) 

Perasaan membutuhkan untuk belajar tauhid dan aqidah ini masih sangat minim di tengah kaum muslimin. Kebanyakan orang menganggap bahwa dengan mengucapkan dua kalimat syahadat itu sudah cukup tanpa harus memahami maksud dan kandungan serta konsekuensinya. Sampai-sampai pada akhirnya banyak diantara mereka yang melakukan hal-hal yang merusak tauhid dan aqidahnya tanpa disadari dan merasa tidak bersalah sedikit pun.

Masih ada saja orang yang beranggapan sial dengan angka 13 sehingga lantai nomor 13 pun ditiadakan dari bangunan gedung bertingkat yang mereka bangun. Masih ada saja orang yang mengharapkan laris dagangannya dengan menggunakan jimat penglarisan dan meminta nasihat kepada para dukun dan paranormal. Tidak jarang orang mencari kursi basah dan posisi penting dalam pemerintahan atau bisnis dengan melakukan ritual-ritual kemusyrikan. Seolah-olah agama ini tidak ada nilainya dan dunia lebih berharga bagi mereka, subhanallah!

Orang tidak malu lagi meninggalkan sholat, tidak puasa, menanggalkan jilbab (bagi muslimah), tidak ikut sholat jum’at, tidak ikut sholat hari raya, atau bahkan meninggalkan agamanya demi mencari ceceran-ceceran kesenangan dunia yang fana dan menyisakan kesengsaraan berkepanjangan. Sungguh benar firman Allah (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati untuk menetapi kesabaran.” (al-’Ashr : 1-3)   

Banyak orang ribut dan resah gara-gara pemahaman radikal dan ajaran teroris yang merusak anak negeri sementara mereka sendiri tidak memahami dari mana penyimpangan ini muncul dan tidak bisa meredam kesesatan karena sehari-harinya mereka sendiri tenggelam dalam kelalaian -kecuali yang dirahmati Allah, dan betapa sedikitnya mereka itu-… Pada kondisi semacam ini maka tidak ada jalan yang lebih bermanfaat selain meniti jalan menimba ilmu. Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa menempuh suatu jalan dalam rangka mencari ilmu (agama) maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Ketika orang lain mulai sadar pentingnya menempuh jalan menuju surga; apakah kita hendak menceburkan diri ke dalam jurang kenistaan dan menghanyutkan diri dalam gerombolan pengikut Iblis guna bersama-sama mereka menghuni neraka yang menyala-nyala?! Apakah anda bisa merasa aman dengan ilmu dan amal anda? Kepada Allah semata kita memohon taufik…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *