Memelihara Kebersihan Masjid

Bismillah. Wa bihi nasta’iinu.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, di bumi Nusantara ini kita bisa menjumpai begitu banyak masjid dan musholla. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa masjid merupakan tempat yang paling dicintai Allah di muka bumi. Masjid adalah tempat yang mulia; sampai-sampai jual-beli pun dilarang dilakukan di dalamnya apalagi hal-hal yang tercela dan menyimpang dari agama.

Sebagai sebuah tempat ibadah tentu saja masjid butuh untuk dirawat dan dipelihara baik dari sisi fisik maupun non fisik. Perawatan fisik secara umum lebih mudah daripada merawat hal-hal yang bersifat non fisik semacam kegiatan dakwah dan ibadah. Tidak bisa dipungkiri bahwa perawatan fisik dalam bentuk kebersihan dan kerapian adalah perkara yang menunjang kenyamanan tempat ibadah tersebut. Oleh sebab itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun memerintahkan agar masjid dibersihkan dan diberi wewangian.

Diantara hal yang perlu diperhatikan oleh para pengurus masjid adalah pemeliharaan kebersihan dan perawatan fasilitas dan sarana masjid semacam tempat wudhu, kamar mandi/wc, perpustakaan, lemari/gudang, karpet/tikar, meja, tempat sampah, dsb. Banyak hal yang harus dijaga dan dipelihara agar keberlangsungan kegiatan masjid bisa berjalan lancar dan nyaman.

Pemerliharaan kebersihan bukan hanya meliputi kebersihan bagian dalam masjid seperti lantai, kamar penunggu masjid, ruang sound system, gudang dsb. Akan tetapi kebersihan ini juga meliputi perawatan kebersihan halaman, dapur – jika ada – tempat parkir, tempat wudhu dan kamar mandi. Selain itu juga yang sering dilupakan atau luput adalah kebersihan bagian belakang; semacam tempat jemuran atau taman dan pekarangan serta jalan/selokan di sekeliling masjid.

Untuk itu pemeliharaan kebersihan masjid bukan perkara yang patut diremehkan. Salah satu kiat untuk menjaga kebersihan ini adalah dengan membuat jadwal piket kebersihan secara tertib dan teratur oleh para pengurus dan takmir harian. Atau apabila hal itu tidak memungkinkan dan ada anggaran pengurus masjid bisa menyewa petugas kebersihan untuk melakukan piket kebersihan secara teratur dan profesional. Minimal dalam sepekan pengurus masjid harus mengadakan kerja bakti untuk persiapan sholat jum’at dengan mengepel lantai dan membersihkan kaca/jendela sehingga lebih nyaman dan bersih untuk digunakan.

Pada saat momen puasa Ramadhan kebersihan masjid lebih ditekankan untuk dipelihara. Karena di hari-hari itu banyak jama’ah yang hadir ke masjid dari kalangan anak-anak, remaja hingga dewasa. Kesibukan jama’ah untuk menghadiri acara buka bersama, tarawih, TPA dan lain sebagainya terkadang menyisakan kondisi yang perlu untuk selalu dibersihkan. Tumpukan sampah yang tidak terurus bisa mengganggu para jama’ah. Begitu pula lantai yang kotor atau terkena tumpahan air atau sisa makanan. Oleh sebab itu pada bulan Ramadhan para pengurus masjid harus berusaha ekstra keras dalam merawat kebersihan dan kenyamanan masjid beserta sarana pendukungnya.

Keadaan halaman yang terlihat kotor dan tidak terawat juga akan membuat jama’ah tidak nyaman. Begitu pula tempat parkir yang terkesan semrawut atau dapur yang sering kelihatan berantakan. Belum lagi jika ada barang-barang pribadi yang berserakan dan tidak tertata rapi di dalam masjid; entah itu pakaian, baju, sarung, buku, tas, dsb. Apalagi jika di sekitar tempat wudhu bertumpuk gelas dan piring sisa buka puasa atau sahur bersama. Tentu ini semuanya membutuhkan kepedulian, kepekaan dan kesadaran kita bersama; baik pengurus atau jamaahnya.

Menyapu masjid secara rutin merupakan amal yang utama. Mengapa demikian? Karena amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling rutin dilakukan meskipun sedikit. Bagaimana lagi jika orang yang rutin menyapu itu juga rutin mengumandangkan adzan atau bahkan rutin menjadi imam dan rutin juga mengajar TPA? Sungguh besar pahala yang akan didapatkan dengannya. Akan tetapi para sesepuh masjid pun harus melihat kemampuan dan keadaan petugas pelaksana kebersihan agar mereka tidak dibebani melebihi batas kemampuannya. Para petugas kebersihan pun hendaknya selalu meniatkan amal salih dalam kegiatannya. Allahul muwaffiq.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *