Membangun Kebaikan

Bismillah.

Salah satu pelajaran penting yang bisa kita ambil dari Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bahwa kebaikan itu ibarat sebuah bangunan. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa Islam dibangun di atas pilar-pilarnya; syahadat, sholat, zakat, puasa, dan haji. Begitu pula Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat perumpamaan bahwa kaum beriman itu satu dengan lainnya ibarat sebuah bangunan; yang satu sama lain saling memperkuat.

Di dalam al-Qur’an Allah pun menggambarkan kalimat tauhid seperti pohon yang kuat dan indah. Ini merupakan gambaran tentang kalimat iman dan pohon ketaatan. Pokoknya kuat tertanam di dalam tanah dan cabang-cabangnya menjulang tinggi di langit. Sebagaimana Islam tidak bisa tegak tanpa aqidah dan tauhid maka demikian pula sebuah bangunan tidak bisa tegak tanpa pondasinya. Tidak tegak sebuah pohon tanpa akar dan pokok-pokoknya.

Allah memerintahkan kita untuk saling membantu dalam kebaikan dan ketakwaan. Allah pun melarang kita saling membantu dalam dosa dan pelanggaran/permusuhan. Allah memerintahkan kita untuk berpegang-teguh dengan tali Allah secara bersama-sama, dan Allah pun melarang kita berpecah-belah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman itu terdiri dari tujuh puluh lebih cabang; yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaha illallah dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan rasa malu adalah salah catu cabang keimanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang beriman satu sama lain ibarat sebuah bangunan; yang satu sama lain saling memperkuat.” (HR. Bukhari)

Iman ini mencakup ucapan dan perbuatan, yang lahir dan yang batin. Iman akan tegak dengan landasan ilmu dan keikhlasan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dia dalam agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan orang-orang sebelum kamu; Jika kamu berbuat syirik pasti lenyap semua amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)

Dari sinilah kita bisa memahami mengapa dakwah tauhid menempati porsi paling utama dalam menyiarkan agama Islam. Karena tauhid adalah pondasi segala kebaikan dan keutamaan. Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan : Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berpesan kepada Mu’adz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman, “Hendaklah yang paling pertama kamu serukan kepada mereka adalah supaya mereka mentauhidkan Allah.” (HR. Bukhari)

Karena tauhid inilah keadilan tertinggi yang wajib untuk dibela dan ditegakkan di atas muka bumi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas segenap hamba ialah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tauhid merupakan pokok utama dari keimanan dan syarat diterimanya semua amal kebaikan. Allah berfirman (yang artinya), “Dan seandainya mereka itu melakukan syirik niscaya akan terhapus dari mereka segala amal (kebaikan) yang dahulu mereka kerjakan.” (al-An’am : 88)

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *