Bismillah.
Dalam sebuah rekaman ceramah Syarh Qawa’id Arba’, seorang pengajar di Masjid Nabawi dan pembimbing para da’i yaitu Syaikh Shalih bin Sa’ad as-Suhaimi hafizhahullah menceritakan ulah sebagian orang yang sangat aneh dan menyedihkan.
Di sebagian negeri, ada seorang pencuri yang ditangkap. Ketika dibawa ke pengadilan dia bersumpah dengan sungguh-sungguh bahwa dirinya tidak mencuri. Dia bersumpah dengan nama Allah bahwa bukan dia yang mencuri. Kemudian, ada sebagian pihak yang dianggap ‘cerdik’ menyarankan suatu cara kepada pengadilan agar si pencuri mau mengakui kejahatannya.
Dia menyarankan agar orang itu dibawa ke kuburan wali tertentu yang diagungkan lalu ditanyakan kepadanya mengenai kasus itu. Lalu apa yang terjadi? Ternyata tanpa bersumpah si pencuri itu langsung mengakui bahwa memang dirinya yang mencuri barang itu. Dia takut kalau-kalau dia ‘kuwalat’ karena berbohong di dekat kuburan yang dikeramatkan itu… [!!]
Apa yang aneh dari kisah ini? Apa yang menyedihkan dari cerita ini? Tentu saja, keadaan si pencuri yang membuat kita heran sekaligus sedih. Kenapa heran? Karena dia begitu mengagungkan wali dan kuburan yang dikeramatkan sampai-sampai melebihi pengagungannya kepada Allah… Dia rela bersumpah palsu dengan nama Allah tetapi sama sekali tidak berani bersumpah ketika berada di sisi kuburan wali yang dia kultuskan! Dia lebih takut kepada si wali yang sudah mati daripada kepada Allah Yang Maha Hidup lagi Maha Perkasa..? Subhanallah!
Ya. Apabila kita telaah dalam pelajaran tauhid, bersumpah dengan nama selain Allah adalah termasuk dosa, bahkan termasuk syirik ashghar. Sehingga dosa bersumpah dengan nama selain Allah adalah dosa yang sangat besar. Dan para ulama juga menjelaskan bahwa dosa syirik ashghar itu lebih parah daripada dosa-dosa besar semacam berzina, mencuri, minum khamr, berbohong, dsb. Maka sungguh sebuah kenyataan yang pahit tatkala ada sebagian orang yang mengaku muslim nekad bersumpah dengan nama selain Allah secara jujur -karena takut kuwalat– sementara kalau diminta bersumpah dengan nama Allah dia berani berbohong.
Sebagian salaf berkata, “Sungguh apabila aku bersumpah dengan nama Allah tetapi bohong itu lebih aku sukai daripada bersumpah dengan nama selain Allah meskipun jujur.” Hal ini menunjukkan bahwa bersumpah dengan selain nama Allah adalah dosa yang lebih berat daripada dosa-dosa besar lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa bersumpah dengan selain nama Allah sungguh dia telah berbuat kekafiran atau syirik.” (HR. Tirmidzi dan beliau menyatakan hasan, disahihkan oleh al-Hakim)
Dalam sebuah bukunya, Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah menuturkan, bahwasanya para ulama telah sepakat bahwa sumpah tidak boleh dilakukan kecuali dengan menyebut Allah atau nama-nama-Nya atau sifat-sifat-Nya. Dan para ulama juga sepakat melarang bersumpah dengan selain itu. Selain itu perlu diingat pula bahwasanya bersumpah dengan selain nama Allah termasuk syirik (lihat Kitab at-Tauhid karya Syaikh Shalih al-Fauzan, hal. 70)
Fenomena semacam ini tidak jarang kita jumpai di tengah masyarakat. Seperti yang sering kita dengar dari ucapan orang yang sedang mabuk cinta ‘demi cintaku padamu’ atau ‘demi langit dan bumi’ atau ‘demi matahari dan bulan’ dsb. Ini semua adalah perkara yang bertentangan dengan aqidah Islam dan merusak tauhid. Parahnya banyak diantara kaum muslimin sendiri yang masih belum mengetahui dan menyadarinya. Dan yang lebih memprihatinkan lagi adalah fenomena mengerikan dan mengherankan yang menimpa pencuri di atas.