Bismillah.
Alhamdulillah pada semester ini kegiatan belajar Ma’had Ibnul Mubarok angkatan pertama telah dimulai dengan pembukaan dan tausiyah bersama Ustaz Afifi Abdul Wadud hafizhahullah. Sebagaimana telah diketahui bahwa program bahasa arab Ma’had Ibnul Mubarok merupakan langkah awal untuk mempersiapkan calon santri Ma’had al-Mubarok dengan kurikulum baru.
Tujuan pembelajaran Ma’had Ibnul Mubarok ini adalah memberikan dasar-dasar pengetahuan ilmu bahasa arab dan kaidah nahwu dan shorof kepada peserta didik. Hasil yang diharapkan adalah munculnya para penimba ilmu yang memahami kaidah bahasa arab guna membaca kitab para ulama/kitab arab gundul. Dengan begitu maka input yang diperoleh untuk membuka program Ma’had al-Mubarok dengan kurikulum baru ini insya Allah lebih baik dari angkatan sebelumnya.
Untuk mencapai tujuan ini diperlukan kerjasama dari berbagai pihak diantaranya dari peserta, pengajar, dan juga panitia. Kehadiran peserta secara rutin dalam pelajaran akan banyak memberikan pengaruh kualitas lulusan yang diperoleh. Begitu pula penjelasan pengajar terhadap materi secara jelas dan runtut akan membantu peserta untuk memahami materi dengan baik. Di sisi lain bantuan panitia untuk menyiapkan segala sarana dan pendanaan yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sangat berarti demi kelancaran kegiatan belajar mengajar yang telah direncanakan.
Dalam rangka menjaga agar tujuan pembelajaran Ma’had Ibnul Mubarok ini bisa memenuhi harapan panitia Ma’had al-Mubarok perlu kiranya diadakan pertemuan khusus yang membahas strategi pembelajaran antara panitia Ma’had Ibnul Mubarok dengan panitia Ma’had al-Mubarok agar terjadi sinergi yang baik dalam menyiapkan program Ma’had al-Mubarok pada semester depan. Di samping itu akan bisa memberikan arahan yang lebih jelas untuk kegiatan Ma’had Ibnul Mubarok pada waktu-waktu yang akan datang. Hal ini tidak terlepas dari kebutuhan sumber daya panitia dan juga perencanaan waktu dan tempat penyelenggaran kegiatan tersebut.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa rata-rata kemampuan panitia Ma’had Ibnul Mubarok dan Ma’had al-Mubarok dari sisi penguasaan ilmu bahasa arab dan kemampuan membaca kitab masih relatif kurang. Hal ini secara langsung memang tidak memberi dampak pada kinerja kepengurusan Ma’had akan tetapi bisa mengurangi daya serap dan peningkatan kualitas sumber daya manusia pangurus atau panitia itu sendiri. Oleh sebab itu dibutuhkan kebijakan atau instrumen khusus yang bisa meningkatkan kualitas pengurus agar bisa mengimbangi kemampuan peserta didik, dan lebih baik lagi jika bisa berada di atas rata-rata.
Dengan kata lain dibutuhkan pembekalan khusus untuk para pengurus Ma’had Ibnul Mubarok maupun Ma’had al-Mubarok baik secara kemampuan organisasi maupun kemampuan ilmiah dan diniyah. Jangan sampai justru panitia menjadi korban kegiatan sampai tidak bisa mengikuti pelajaran atau bahkan tertinggal dalam memahami materi-materi pokok. Hal ini patut disayangkan apabila banyak panitia yang hanya sibuk mengurus tetapi tidak merasakan nikmatnya belajar di majelis ilmu. Oleh sebab itu dibutuhkan kebijakan dan pengawasan yang mendukung dari pihak pengurus Yayasan atau Mudir Ma’had yang bersangkutan terhadap anggota tim kepengurusan.
Sebagai sarana untuk memantau perkembangan kegiatan belajar Ma’had Ibnul Mubarok maka tidak berlebihan apabila diadakan suatu agenda rutin evaluasi bulanan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Hal ini dilakukan oleh internal pengurus dengan meminta masukan dari pengajar atau peserta. Hasil dari evaluasi program ini diharapkan bisa memperbaiki kualitas program belajar pada masa sesudahnya. Salah satu parameter yang bisa dijadikan sebagai indikasi adalah kehadiran dan jumlah peserta yang masih bertahan. Apabila terjadi penurunan jumlah peserta yang cukup besar hendaknya dikaji dan diteliti untuk mencegah kondisi yang lebih buruk lagi. Hal ini mengingat ketersediaan calon santri dalam jumlah yang cukup sangat dibutuhkan untuk menunjang program Ma’had al-Mubarok yang akan dijalankan.
Oleh sebab itu perlu kiranya disusun rencana program dan kurikulum Ma’had al-Mubarok yang baru dengan sebaik-baiknya agar bisa disosialisasikan dan dipromosikan kepada para peserta didik program Ma’had Ibnul Mubarok. Peranan panitia dan pengajar sangat besar dalam memotivasi dan membimbing peserta untuk bisa menjalani kegiatan belajar dengan konsisten. Adanya forum belajar bersama atau pertemuan tambahan di luar jam pelajaran bisa jadi menjadi salah satu sarana untuk memperkuat hubungan dan kerjasama sesama peserta dan diharapkan bisa lebih menumbuhkan semangat belajar dan berdakwah. Untuk itu mungkin bisa dibuat semacam kelompok-kelompok kecil untuk memudahkan koordinasi dan pengawasan. Satu kelompok bisa terdiri dari 4 atau 5 orang dengan salah satu ditunjuk sebagai ketua atau koordinator.
Peranan dari koordinator kelompok kecil itu adalah sebagai perantara antara peserta dengan panitia untuk menunjang kelancaran kegiatan belajar Ma’had Ibnul Mubarok. Misalnya untuk mengumpulkan tugas dari pengajar, pembagian buku atau kitab panduan, atau untuk mengumpulkan biaya administrasi dsb yang berkaitan dengan program Ma’had. Selain itu keberadaan kelompok-kelompok kecil ini diharapkan bisa mempererat jalinan ukhuwah antar peserta didik. Melalui kelompok-kelompok kecil inilah dibangun semangat dan kesadaran untuk belajar agama dan mempersiapkan diri agar bisa ikut bergabung dalam program Ma’had al-Mubarok. Hal ini perlu ditekankan karena bisa dikatakan bahwa Ma’had al-Mubarok versi yang akan datang ini mudah-mudahan bisa menjadi sistem belajar diniyah yang cukup berkualitas dan mampu memberikan kontribusi besar bagi perkembangan dakwah di sekitar Kampus.
Urgensi Program Ma’had al-Mubarok
Keberadaan Ma’had al-Mubarok sebagai sebuah kesatuan perangkat belajar diniyah merupakan follow up dan tahap lanjutan dari program bahasa arab Ma’had Ibnul Mubarok. Dengan adanya program Ma’had al-Mubarok ini diusahakan kemampuan bahasa arab yang telah dipersiapkan bisa diaplikasikan untuk mengkaji kitab para ulama. Setidaknya hal itu akan memudahkan peserta untuk memahami materi yang disampaikan dari kitab-kitab ulama.
Melalui program Ma’had al-Mubarok ini para peserta didik dibekali dengan ilmu-ilmu dasar dalam agama Islam yang dibutuhkan oleh setiap muslim dalam mewujudkan nilai-nilai ibadah kepada Allah dalam kehidupan sehari-harinya. Program Ma’had al-Mubarok ini dirancang untuk bisa diikuti oleh para mahasiswa maupun pekerja di sela-sela kesibukan mereka. Di sinilah peran penting panitia untuk bisa menyiapkan tempat dan pengajar yang bisa melayani peserta pada jam-jam belajar yang direncanakan nanti. Pengaturan jadwal yang baik dan tidak bertabrakan dengan program yang lain akan sangat membantu dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif.
Secara lebih spesifik Ma’had al-Mubarok dibentuk untuk melahirkan kader-kader dakwah dan penimba ilmu militan. Mereka yang lulus dari Ma’had al-Mubarok ini diarahkan untuk bisa mengembangkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimiliki dan ilmu-ilmu yang telah dipelajari. Oleh sebab itu sejak dini perlu dipikirkan bentuk follow up dari program Ma’had al-Mubarok ini agar jangan sampai misi belajar dan dakwah ini terhenti dan lenyap begitu saja. Diantara bentuk kegiatan yang bisa digalang adalah membuka kegiatan pengajian atau belajar bahasa arab untuk masyarakat dan mahasiswa di lokasi atau tempat-tempat yang memungkinkan. Masing-masing alumni bisa berkontribusi sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya masing-masing.
Dengan adanya program lanjutan semacam ini jenjang pembelajaran peserta didik akan bisa terus diarahkan dan ditingkatkan seoptimal mungkin. Dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan diharapkan muncul calon-calon dai yang telah siap untuk melayani kebutuhan masyarakat di sekitarnya. Tentu saja untuk mencapai tujuan itu dibutuhkan banyak upaya dan sumber daya manusia yang tidak sedikit. Dibutuhkan tenaga pengajar yang ahli di bidangnya masing-masing untuk bisa secara bertahap mencetak kader-kader da’i yang mumpuni.
Apabila dilihat dari sisi Ma’had Ibnul Mubarok maka program Ma’had al-Mubarok ini adalah target yang menjadi acuan kegiatan belajar bahasa arab. Adapun dilihat dari sisi kebutuhan kader-kader da’i maka program Ma’had al-Mubarok merupakan pintu gerbang proses pembinaan secara lebih serius lagi. Dan untuk bisa mewujudkan keberlanjutan program pengkaderan ini dukungan dan masukan membangun dari berbagai pihak sangat dibutuhkan oleh pengurus.
Penjaringan Bibit Unggul
Keberagaman kondisi peserta didik yang mengikuti program Ma’had Ibnul Mubarok dan kemudian berlanjut pada program Ma’had al-Mubarok perlu disikapi dengan bijak. Para peserta dengan kemampuan ilmiah di bawah rata-rata perlu diberikan pembinaan dan arahan khusus agar bisa tetap berkiprah sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimiliki. Begitu pula peserta didik yang memiliki semangat besar dan potensi tinggi untuk menjadi kader da’i pilihan hendaknya diberikan pendampingan dan dukungan agar bisa memperoleh pendidikan yang lebih baik dan bermutu.
Bagi peserta yang memiliki kemampuan ilmiah di atas rata-rata hendaknya benar-benar diperhatikan dan diberikan suplemen pelajaran jika memungkinkan atau diberi tugas khusus agar bisa lebih optimal dalam mengembangkan kemampuannya. Diantara bentuk tugas itu misalnya adalah mengajar kelas bahasa arab di wisma atau di kampus untuk rekan-rekan sesama mahasiswa. Hal ini akan memberikan dampak yang cukup bagus bagi perkembangan dakwah ke depan.
Kajian Suplemen Ma’had
Bagi peserta didik program Ma’had Ibnul Mubarok atau Ma’had al-Mubarok yang memiliki antusiasme yang besar dan kesempatan yang cukup untuk mendalami ilmu agama hendaknya diwadahi dengan membuka kelas khusus untuk memberikan materi suplemen yang penting dan dibutuhkan oleh para calon da’i. Walaupun secara umum kajian suplemen ini dibuka bagi siapa saja, tetapi sasaran utamanya adalah mereka yang punya potensi dan kemampuan lebih. Materi untuk kajian suplemen misalnya; tahsin, nahwu lanjutan, shorof lanjutan, muhadatsah, dsb. Setidaknya bisa dibuat kelas baca kitab untuk menjaring calon-calon pengajar bahasa arab di masa depan.
Kajian suplemen Ma’had ini pun bisa dikemas dalam bentuk kegiatan daurah/kajian intensif pada saat liburan atau tanggal-tanggal merah. Kajian suplemen ini bisa dibagi menjadi tiga jenjang; pemula, menengah dan lanjutan. Untuk pemula bisa diberikan materi dasar semacam tauhid, aqidah, adab, dan manhaj. Adapun untuk menengah bisa diberikan materi ilmu alat semacam ushul fiqih, mustholah hadits, qawa’id fiqhiyah, dan ushul tafsir. Pada jenjang lanjutan maka peserta bisa diberi materi khusus seputar fiqih dakwah dan sirah nabawiyah.
Kajian suplemen ini tidak terikat pada satu periode masa pebelajaran Ma’had yaitu 1 semester atau 1 tahun. Akan tetapi penerapan jenjang belajar kajian suplemen ini lebih fleksibel sesuai keadaan peserta. Bisa jadi dalam 1 tahun hanya ada 1 jenjang belajar kajian suplemen yang dibuka yaitu pemula saja atau menengah saja. Hal ini akan sangat memudahkan bagi para peserta didik yang telah selesai dari program Ma’had. Dengan kata lain dengan adanya program kajian suplemen ini setiap alumni Ma’had akan tetap bisa belajar untuk menambah kemampuan ilmiahnya sesuai dengan materi dan jenjang yang cocok bagi dirinya masing-masing.
Dengan demikian bisa diperkirakan bahwa program kajian suplemen ini ke depan akan menjadi sebuah badan penyelenggara kegiatan belajar secara mandiri di luar Ma’had al-Mubarok atau Ibnul Mubarok. Walaupun dalam pengaturan jadwal dan kurikulum badan-badan penyelenggara kegiatan belajar ini tetap harus saling berkoordinasi dan mendukung. Hal ini justru lebih menguntungkan bagi ketersediaan kader dakwah di masa depan karena akan membuka pintu kesempatan belajar bagi peserta yang lebih luas lagi di luar peserta Ma’had al-Mubarok dan Ibnul Mubarok.
Bagi para alumni Ma’had maka program kajian suplemen ini akan menjadi menu belajar yang sangat penting dan bermanfaat bagi pengembangan kemampuan ilmiah mereka. Sehingga status sebagai alumni tidak menghalanginya dari memperdalam materi atau menambah pemahaman. Sistem semacam ini sangat dibutuhkan agar menarik mereka yang memiliki niat dan potensi besar untuk andil dalam dakwah sehingga bisa diwadahi dan disalurkan minatnya.
Demikian sedikit catatan, semoga bermanfaat. Insya Allah berlanjut di lain kesempatan.
—