Konferensi Dakwah Tauhid, Sebuah Gagasan dan Harapan

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Tauhid adalah tujuan penciptaan jin dan manusia. Tauhid ini pula misi dakwah setiap rasul dan muatan pokok seluruh kitab yang Allah turunkan. Tauhid merupakan pondasi tegaknya agama dan syarat diterimanya seluruh amalan. Tauhid ini pula sebab untuk bisa masuk surga.

Besarnya perhatian terhadap tauhid adalah hal yang sangat wajar bahkan wajib. Sebab seluruh sendi ajaran agama ini butuh kepadanya. Meremehkan tauhid adalah sumber malapetaka. Kejayaan dan kemuliaan umat hanya akan bisa diraih dengan berpegang-teguh dengan ajaran al-Qur’an; sementara tauhid inilah intisari dan muatan pokok yang ada di dalamnya.

Allah pun memerintahkan kita untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa. Allah juga memerintahkan kita untuk menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Allah juga perintahkan nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengikrarkan dakwah tauhid ini sebagai jalan hidup beliau dan segenap pengikutnya. Dakwah tauhid inilah bagian terbesar dalam hal kerjasama yang harus dijalin untuk saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.

Keberadaan para da’i dan pegiat dakwah tauhid di berbagai penjuru tanah air adalah nikmat yang harus disyukuri. Lebih daripada itu dibutuhkan adanya kerjasama dan bahu-membahu diantara mereka demi terwujudnya dakwah yang lebih mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan bagi umat. Karena itulah bukan suatu hal yang berlebihan jika dibutuhkan adanya sebuah wahana khusus untuk mempertemukan para da’i dan membahas berbagai tema penting seputar dakwah tauhid di tanah air. Tentu saja ini bukanlah perkumpulan untuk membentuk sebuah kelompok politik atau gerakan untuk mengusung ambisi-ambisi dunia. Tidak ada maksud lain diadakannya pertemuan ini selain untuk menegakkan dakwah tauhid di bumi pertiwi.

Para da’i sunnah adalah potensi besar untuk mengawal bangsa ini menuju terbentuknya masyarakat yang diberkahi Allah. Sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian ulama mengenai para ulama ahli hadits, bahwa para malaikat adalah para penjaga langit, sedangkan ahli hadits adalah para penjaga bumi. Maka tidak jauh dari itu kita pun menegaskan bahwa keberadaan para penyeru dakwah tauhid di muka bumi ini adalah punggawa-punggawa kejayaan umat manusia. Seperti yang dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah mengenai para ulama; bahwa mereka menyeru orang-orang yang sesat kepada petunjuk, dan mereka bersabar dalam menghadapi gangguan yang diterima, betapa banyak korban keganasan Iblis yang telah mereka ‘hidupkan’ hatinya, dan betapa banyak orang kebingungan yang mereka tunjuki kepada jalan kebenaran….

Sebagaimana sudah diwasiatkan oleh para ulama agar para da’i bahu-membahu dan saling memberikan kontribusi dalam dakwah tauhid ini. Agar mereka tidak tercerai-berai dan bertikai. Sebab musuh-musuh tauhid tidak henti-hentinya membuat makar bagi umat Islam. Mereka bekerja-keras siang dan malam untuk merusak umat Islam dari dalam. Segala cara dan upaya mereka tempuh untuk memadamkan cahaya Allah; akan tetapi Allah enggan melainkan akan tetap menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang musyrik tidak suka.

Sudah banyak ganjalan dan problematika dakwah yang dijumpai. Namun para da’i harus tetap bersabar dan berjuang. Menjalin kerjasama dan nasihat demi perbaikan keadaan umat. Perubahan yang besar tentu membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Seperti yang dikatakan oleh sebagian penggerak dakwah Islam, “Tegakkanlah daulah Islam di dalam hati kalian, niscaya ia akan tegak di atas bumi kalian.” Menegakkan daulah Islam di dalam hati tentu butuh usaha dan perjuangan. Dakwah tauhid harus tersebar luas ke segala penjuru dan pelosok negeri.

Keberadaan para ulama besar kita di masa kini adalah nikmat yang sangat besar dari Allah. Seperti yang dikatakan oleh sebagian ulama salaf, “Kalau bukan karena ulama niscaya manusia seperti binatang.” Para ulama laksana rembulan. Pancaran bimbingan dan arahan mereka selalu kita butuhkan. Mereka lah pewaris para nabi. Hidupnya para ulama di tengah umat -setelah taufik dari Allah- adalah karunia dan perisai dari segala bentuk fitnah dan malapetaka. Inilah saatnya bagi para da’i untuk mendengarkan kembali arahan dan bimbingan mereka; mereka lah yang telah lama memperjuangkan dakwah tauhid ini dengan segala pengorbanan yang mereka berikan.

Begitu pula keberadaan para murid hasil didikan para ulama yang ada di negeri kita ini. Mereka adalah penyambung lidah para ulama. Mereka hidup untuk memperjuangkan dakwah tauhid dan mati di atasnya. Mereka bukanlah para pengejar kursi atau pangkat dan jabatan. Mereka bukan pemburu suara atau pemuja hawa nafsu manusia. Dakwah tauhid telah merasuk dalam hati sanubari dan menjadi darah dan daging mereka. Mereka tidak peduli apakah mereka dikenal atau tidak oleh manusia. Sebab tujuan mereka adalah supaya manusia mengenal Rabbnya. Syiar mereka adalah ‘kami tidak menginginkan dari kalian imbalan atau pun ucapan terima kasih’.

Tidak sedikit usaha yang telah dilakukan para pembesar dakwah tauhid di negeri ini. Sudah menjadi tugas kita bersama untuk melanjutkan perjuangan mereka. Kita harus banyak belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan selama ini. Kita harus lebih banyak menyerap bimbingan para ulama. Kita pun harus lebih banyak memperbaiki diri. Perkembangan zaman yang sedemikian pesat telah membawa kaum muslimin pada keadaan yang terpapar oleh fitnah siang dan malam di mana pun dan kapan pun. Untuk itulah dibutuhkan pertahanan iman dan benteng akidah yang kuat dan kokoh untuk menepis segala bentuk fitnah yang menerpa.

Apabila manusia sanggup menempuh perjalanan jauh untuk menghadiri seminar dalam hal keduniaan. Apabila orang rela untuk mengeluarkan biaya yang besar hanya untuk menghadiri konser atau pertandingan sepak bola. Apabila orang mau berkorban sedemikian rupa untuk bisa ikut serta dalam acara ini dan itu yang membahas strategi sukses bisnis dan meraup keuntungan materi sebanyak-banyaknya. Maka apakah para da’i tauhid dan perindu surga hanya akan berpangku tangan menunggu datangnya pertolongan Allah dari atas langit sana?!

Mudah-mudahan gagasan dan harapan ini mendapatkan ridha dari Allah dan pertolongan dari-Nya. Dan semoga Allah memberikan kepada kita kekuatan untuk mewujudkannya secara bersama-sama. Ingatlah nasihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa ‘seorang mukmin tidaklah tersengat binatang berbisa dari lubang yang sama sebanyak dua kali’… Kita harus belajar dari kesalahan di masa silam agar tidak terjerumus dalam jurang yang sama untuk kesekian kalinya.

Sungguh indah pesan yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah kepada rekannya -Imam Muhammad bin Su’ud rahimahullah– mengenai masa depan dakwah ini. Beliau berkata, “Barangsiapa menolong agama Allah pasti dia akan ditolong oleh Allah.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *