Keutamaan Tauhid (bagian 2)

Bismillah.

Alhamdulillah dengan taufik Allah semata kita dapat kembali dipertemukan dalam seri faidah dan pembahasan dari Kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad at-Tamimi rahmahullah.

Masih pada penjelasan mengenai keutamaan tauhid dan penghapusan dosa-dosa.

Beliau mengatakan :

عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “من شهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأن محمدا عبده ورسوله، وأن عيسى عبد الله ورسوله وكلمته ألقاها إلى مريم وروح منه، والجنة حق والنار حق، أدخله الله الجنة على ما كان من العمل”  أخرجاه.

Dari Ubadah bin Shamit radhiyallahu’anhu, beliau berkata : Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang benar selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan bahwa Isa adalah hamba Allah dan utusan-Nya serta kalimat yang Allah berikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan meyakini bahwa surga adalah benar dan neraka juga benar adanya maka Allah akan masukkan dia ke dalam surga bagaimana pun amal yang ada padanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits yang agung ini mengandung pelajaran bahwa tauhid merupakan sebab utama masuk ke dalam surga dan selamat dari api neraka. Karena tauhid itu sendiri merupakan amal yang paling utama dan paling besar pahalanya. Yang dimaksud tauhid di sini adalah pemurnian ibadah kepada Allah semata dan meninggalkan segala bentuk syirik serta perilaku melampaui batas kepada para nabi atau orang salih. Karena berlebihan kepada orang salih merupakan sebab manusia terjerumus dalam syirik.

Hadits ini juga menunjukkan wajibnya beriman kepada nabi yang terdahulu dan hal itu menjadi bagian tidak terpisahkan dari keimanan dan keislaman. Keyakinan bahwa Nabi Isa ‘alaihis salam adalah hamba Allah dan utusan-Nya merupakan bantahan bagi kaum Nasrani yang mendakwakan bahwa Nabi Isa adalah tuhan atau anak tuhan atau satu diantara tiga oknum sesembahan.

Keyakinan Nabi Isa ‘alaihis salam sebagai rasul adalah bantahan bagi kaum Yahudi yang menjelek-jelekkan Nabi Isa dan menuduhnya sebagai anak zina. Maka umat Islam bersikap tengah-tengah; mereka tidak berlebihan sebagaimana Nasrani tetapi mereka juga tidak meremehkan seperti Yahudi.

Hadits ini juga menunjukkan wajibnya mengimani surga dan neraka. Surga bagi orang yang beriman sedangkan neraka bagi orang kafir. Kunci untuk bisa selamat dari kekalnya neraka adalah beriman dan bertauhid kepada Allah. Jika seorang muslim berbuat dosa besar dan belum bertaubat darinya sampai meninggal maka ia bisa terancam neraka tetapi tidak kekal di dalamnya. Apabila Allah tidak mengampuni dosanya maka dia disiksa sesuai kadar dosanya itu lalu dikeluarkan darinya dan dimasukkan ke dalam surga karena tauhid yang dia miliki.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *