Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata :
لا يغتر الإنسان ! لا يغتر بصلاحه واستقامته ويأمن من الزيغ ! كم زاغ من مؤمن ومن مسلم ومن عالم… الله جل وعلا أزاغهم لما حصل منهم ما حصل من المخالفات.
فلا يأمن الإنسان على نفسه ويزكي نفسه ويقول لا بد أنا ما عليّ أنا مؤمن وأنا عالم، ثم يأمن من الزيغ ويخالط الأشرار ويستمع للأشرار وينظر في الفتن ويزعم أنه يعرف وأنه مؤمن لا ينخدع، ما يأمن على نفسه…
« قلوب العباد بين أصبعبن من أصابع الرحمن »، لا يأمن على نفسه… والخليل عليه السلام يقول {واجنبني وبني أن نعبد الأصنام}، {رب إنهن أضللن كثيرا من الناس}.
الإنسان لا يأمن على نفسه الفتنة وسوء الخاتمة ولو كان من أصلح الناس.. لا يضمن لنفسه حسن الخاتمة ولو كان من أصلح الناس، لا يقنط من رحمة الله ولو كان من أكفر الناس، فقد يمن الله عليه بالتوبة فيموت على الإسلام فيدخل الجنة لأنه ما دام على قيد الحياة فإنه معرض لهذا وهذا، الأعمال بالخواتيم.
Janganlah seorang insan terpedaya oleh dirinya sendiri!
Janganlah seorang terbuai dengan kesalihan dan keistiqomahan dirinya, sehingga dia merasa aman dari penyimpangan/kesesatan!
Betapa banyak orang beriman yang terjerumus dalam penyimpangan, meskipun dia muslim, bahkan meskipun dia dahulunya orang ‘alim/ahli ilmu!
Allah jalla wa ‘ala pun menyimpangkan mereka akibat berbagai penyimpangan yang muncul dari diri mereka…
Janganlah seorang insan merasa dirinya aman/bebas dari ancaman keburukan lalu menganggap suci/mentazkiyah dirinya sendiri. Lalu dia berkata, “Demikianlah sepantasnya, karena tidak ada masalah pada diriku.” “Saya seorang mukmin.” “Saya seorang ‘alim.” Kemudian dia merasa bebas dari penyimpangan. Dia pun bergaul bersama orang-orang yang tidak baik, mendengarkan penuturan mereka, dan melihat/menceburkan diri ke dalam fitnah-fitnah.
Dia mengira bahwa dirinya sudah mengerti, dirinya mukmin, sehingga tidak mungkin akan tertipu. Tidak boleh seorang itu merasa aman atas dirinya sendiri/merasa bebas dari bahaya dan keburukan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قلوب العباد بين أصبعبن من أصابع الرحمن
“Hati manusia itu berada di antara dua jari diantara jari-jemari ar-Rahman.”
Oleh sebab itu jangan sampai dia merasa dirinya aman/bebas dari fitnah…
Padahal, Nabi Ibrahim kekasih Allah ‘alaihish sholatu was salam berdoa,
{واجنبني وبني أن نعبد الأصنام}، {رب إنهن أضللن كثيرا من الناس}.
“Wahai Rabbku, jauhkanlah aku dan anak-anak keturunanku dari menyembah patung. Wahai Rabbku, sesungguhnya mereka itu telah menyesatkan banyak diantara manusia.”
Seorang insan tidak semestinya merasa dirinya aman dari jeratan fitnah dan su’ul khotimah. Walaupun dia adalah termasuk golongan orang yang paling salih sekalipun… Dia tidak bisa menjamin dirinya pasti bisa meraih husnul khotimah. Meskipun dia adalah orang yang paling salih sekalipun.
Demikian juga, jangan sampai orang berputus asa dari rahmat Allah, walaupun dia termasuk golongan orang yang paling kafir sekalipun. Karena bisa jadi Allah anugerahkan kepadanya taubat lalu dia meninggal di atas Islam sehingga masuk ke dalam surga. Selama orang itu masih dalam lingkaran kehidupan, maka masih ada kemungkinan baginya untuk terbawa ke sini atau ke situ. Ingatlah, bahwa amal-amal itu dinilai dengan akhir/penutupnya.
Sumber : http://ajurry.com
Download Rekaman Suara Syaikh al-Fauzan dari sini