oleh : Ustadz Abu Hatim Abdul Mughni as-Sundawi hafizhahullah
Para Ulama mengatakan; pada awalnya Abul Hasan Ahmad Ibnu Yahya Ibnu Ishaq ar-Rawandi adalah lelaki yang shalih, manhajnya lurus, dan ilmunya luas.
Tidak terfikirkan olehnya jika suatu saat dia akan menjadi seorang yang zindik/sesat dan mulhid/atheis, karena ia adalah orang yang cerdas dan giat menuntut ilmu.
Dalam semangatnya mencari ilmu dia berpindah-pindah dari satu kota ke kota lainnya.
Rayuan Syaithan membuatnya tidak puas dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah, diapun terus mencari ilmu-ilmu baru yang semakin menjauhkannya dari Allah.
Dia menjelma menjadi tokoh berpengaruh dalam firqah Mu’tazilah, kemudian dia menulis kitab “Fadhihatul Mu’tazilah” sebagai tanda berlepas dirinya dari madzhab Mu’tazilah, ia berpindah menjadi seorang yang terpengaruh dengan Tasyayyu’ -pemahaman Syi’ah- dengan melahirkan kitab “al-Imaamah”, dia meninggalkan Tasyayyu’ dan Islam setelah itu menjadi seorang yang mulhid -atheis/sesat- dan zindiq.
Dia mewariskan kitab-kitab sesat seperti “Na’tul Hikmah”, “Qadiibudz Dzahab”, “az-Zumurrudah”, “ad-Daamigh” serta menulis pula kitab yang membantu orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam mengingkari Nubuwwah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Ibnul Jauzi Rahimahullah berkata tentangnya:
زنادقة الإسلام ثلاثة: ابن الراوندي، وأبو حيان التوحيدي، وأبو العلاء المعري
“Tokoh zindiq dalam Islam ada tiga; 1). Ibnu Rawandi, 2). Abu Hayyan at-Tauhidi, 3). Abul ‘Ala al-Mu’ari.”
Adz-Dzahabi dalam As-Siyarnya menyebutkan:
ابن الراوندي الملحد، عدو الدين
“Ibnu Rawandi seorang mulhid dan musuh agama”.
Ibnu Rawandi pernah berkata dengan sengaja untuk menyelisihi Fuqaha Islam:
اختلف الفقهاء في الغناء هل هو حرام أو حلال؟ وأنا أقول إنه واجب
“Para fuqaha berselisih tentang nyanyian apakah nyanyian itu haram atau halal, namun aku katakan bahwasanya nyanyian itu wajib.”
Sebenarnya ketika ia mulai bergaul dengan orang-orang mulhid, maka sebagian alim menasehatinya, namun ia menjawab:
إنما أريد أعرف مذاهبهم
“Aku hanya sekedar ingin tahu pemikiran mereka.”
Maka bersyukurlah karena anda berada di atas sunnah dan perbanyaklah do’a . . .
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.” (HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 12131)
—
Pangkalan Kerinci, 2 Rajab 1435H.
Dikutip dengan sedikit editing bahasa dari sini