Harga Yang Rendah

Bismillah; dengan memohon pertolongan Allah…

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, tidakkah kita berpikir bahwa kehidupan dunia yang kita jalani ini pasti akan berakhir. Berakhir dengan kematian dan berlanjut di alam akhirat dan pembalasan. Karena itu hidup sebagai manusia tidak boleh lalai dari tujuan penciptaan.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Ya, kita ini hidup dengan tujuan yang agung dan mulia. Bukan hanya sebuah kesia-siaan belaka. Tidak ada perintah dan larangan atau peraturan dari Rabb seru sekalian alam; sama sekali tidak demikian!

Bulan Ramadhan telah berlalu dan menyisakan kenangan di hati setiap insan beriman. Sebulan penuh mereka menunaikan ibadah dan ketaatan dalam keadaan beriman dan mengharap pahala ar-Rahman. Dengan amal-amal itulah Allah janjikan untuk mereka ampunan bagi dosa-dosa yang sebelumnya telah mereka kerjakan. Sungguh, betapa luas rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya!

Manusia berada diantara penyeru kesesatan dan penyeru hidayah. Apabila dia condong kepada ajakan setan dan hawa nafsu maka dia menuju jurang kehancuran dan kesengsaraan. Dan apabila dia condong kepada ajakan rasul dan para wali ar-Rahman maka dia meniti jalan keselamatan. Allah berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)

Mengikuti petunjuk Allah akan membuahkan kebahagiaan dan keselamatan. Bahagia dengan iman dan amal salih di dunia dan selamat di akhirat dari kekalnya azab neraka. Aduhai, betapa nikmat dan mulia kehidupan para umat bertauhid dan peniti jalan rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada di dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (al-’Ashr : 1-3)

Kehidupan dunia yang fana ini pun ternyata telah membuai dan melenakan banyak manusia. Mereka tenggelam dalam penyimpangan dan kesesatan dalam keadaan merasa dirinya di atas kebenaran dan melakukan kebaikan demi kebaikan. Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Maukah Kami kabarkan kepada kalian mengenai orang-orang yang paling merugi amalnya; yaitu orang-orang yang sia-sia usahanya di dalam kehidupan dunia sementara mereka menyangka telah melakukan sesuatu -kebaikan- dengan sebaik-baiknya.” (al-Kahfi : 103-104)

Dunia dengan segala perhiasan dan kesenangannya yang menipu adalah rendah di hadapan Allah. Ia tidak lebih berharga daripada sehelai sayap seekor nyamuk. Ia tidak lebih berharga daripada bangkai seekor kambing yang cacat. Ia adalah harga yang rendah dan murah dibandingkan segala kenikmatan surga yang Allah sediakan bagi hamba-hamba-Nya yang salih; nikmat yang belum pernah terlihat oleh mata, belum terdengar dalam telinga, dan belum pernah terbersit dalam hati manusia.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman (yang artinya), “Aku telah menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang salih; suatu kesenangan yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah terbersit dalam hati manusia.” (HR. Bukhari)

Ramadhan mendidik kita untuk lebih mendahulukan apa-apa yang Allah cintai daripada apa-apa yang dipandang baik oleh akal dan perasaan kita. Allah yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Bisa jadi kita menyukai sesuatu padahal itu buruk bagi kita, dan bisa jadi kita membenci sesuatu padahal itu baik bagi kita. Allah yang lebih mengetahui, adapun kita penuh dengan ketidaktahuan. Alangkah bodoh orang yang bersandar kepada dirinya yang tidak berilmu dan berpaling dari Rabb seru sekalian alam yang di tangan-Nya segala urusan diatur dan ditetapkan.

Sekarang Ramadhan telah beranjak pergi, sementara umur kita masih harus dipertanggungjawabkan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *