Faidah Di Balik Musibah

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba mendapatkan anugerah yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

al-‘Izz bin Abdussalam rahimahullah menyebutkan faidah-faidah berharga yang tersimpan di balik datangnya musibah bagi manusia. Sebagian isi keterangan beliau mengenai hal itu adalah sebagai berikut:

  1. Seorang hamba semakin menyadari dan meyakini rububiyah Allah ta’ala
  2. Ketundukan seluruh hamba kepada kekuasaan dan takdir-Nya, sehingga tidak ada yang bisa menghindar dan berlari darinya. Menyadari bahwa mereka adalah milik-Nya. Hal itu sebagaimana yang diisyaratkan oleh firman-Nya (yang artinya), “Orang-orang yang apabila tertimpa musibah, maka mereka berkata: Sesungguhnya kami ini adalah milik Allah dan kepada-Nya kami akan kembali.” (QS. Al-Baqarah: 156)
  3. Mengikhlaskan ibadah dan doa kepada-Nya. Sebab di saat musibah itu menimpa tidak ada yang bisa mengangkatnnya kecuali Allah ta’ala. Allah berfirman (yang artinya), “Dan apabila menimpamu suatu bahaya, maka tidak ada yang menyingkapnya kecuali Dia.” (QS. Al-An’aam: 17). Allah ta’ala juga berfirman tentang orang-orang musyrik masa silam (yang artinya), “Apabila mereka menaiki perahu, maka mereka pun berdoa kepada Allah dengan ikhlas.” (QS. Al-‘Ankabut: 56)
  4. Manusia akan mengembalikan urusannya kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya (yang artinya), “Apabila manusia tertimpa bahaya, dia pun berdoa kepada Rabnya dengan mengembalikan urusan [inabah] kepada-Nya.” (QS. Az-Zumar: 8)
  5. Manusia akan bersimpuh merendahkan dirinya dan berdoa kepada Allah. Allah berfirman (yang artinya), “Apabila manusia tertimpa bahaya, dia pun berdoa kepada Kami.” (QS. Az-Zumar: 49).
  6. Memaafkan orang yang bertindak jahat kepadanya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang memaafkan dan memperbaiki [keadaan] maka pahalanya ditanggung oleh Allah.” (QS. Asy-Syura: 40)
  7. Bersabar dalam menghadapinya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (QS. Ali ‘Imran: 146). Allah juga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya akan disempurnakan pahala bagi orang-orang yang sabar itu tanpa batasan.” (QS. Az-Zumar: 10). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang hamba mendapatkan anugerah yang lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari dan Muslim)
  8. Musibah akan mencegah manusia dari sikap sombong dan congkak dengan kekuasaan dan kemampuannya. Tidaklah Namrud dan Fir’aun terjerumus dalam kesombongan dan kecongkakan -sehingga menentang dakwah- kecuali karena kekuasaan. Lain halnya, jika mereka hidup dalam kemiskinan dan kesusahan (lihat selengkapnya dalam kitab beliau al-Fitan wa al-Balaya wa al-Mihan wa ar-Razaya, hal. 7-22 cet. Dar al-Fikr, tahqiq Iyad Khalid ath-Thabba’)

Demikianlah sedikit faidah yang bisa kami sajikan dalam kesempatan ini. Semoga bermanfaat bagi kita dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan cobaan dan rintangan. Semoga Allah menggolongkan kita diantara hamba-hamba-Nya yang sabar.

Wallahul musta’aan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *