Faidah Bab Ikhlas Dari Kitab Riyadhus Shalihin

images

Imam An-Nawawi rahimahullah dalam kitabnya Riyadhus Shalihin mengawali tulisan beliau dengan bab mengenai ikhlas dan menghadirkan niat dalam segala ucapan dan perbuatan yang lahir maupun yang batin.

Diantara faidah yang bisa kita ambil dari bab ini adalah tentang keutamaan ikhlas. Bahwa ikhlas merupakan syarat diterimanya amalan. Amal yang tidak ikhlas tidak akan diterima di sisi Allah. Allah berfirman (yang artinya), “Tidak akan sampai kepada Allah daging ataupun darahnya, akan tetapi yang sampai kepada-Nya adalah ketakwaan dari (hati) kalian.” (Al-Hajj : 37)

Semua amal harus dilakukan dengan ikhlas. Oleh sebab itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu dinilai dengan niat, dan bagi setiap orang balasan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Besar-kecilnya pahala dan balasan yang akan diterima oleh seorang sangat tergantung dengan tingkat keikhlasan dan kebersihan niatnya. Oleh sebab itu sebagian salaf mengatakan, “Betapa banyak amal yang kecil menjadi besar karena niat, dan betapa banyak amal besar menjadi kecil karena niatnya.” Karena itulah kita wajib meluruskan niat dalam beramal.

Allah menilai dan memberikan balasan kepada manusia sangat tergantung pada apa yang ada di dalam hatinya berupa niat dan keikhlasan. Bukan perkara penampilan, tetapi apa yang tersembunyi di balik itu. Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; jika kalian menyembunyikan apa-apa yang ada di dalam dada kalian atau menampakkannya Allah mengetahuinya.” (Ali ‘Imran : 29)

Seorang yang melakukan amalan harus membersihkan niatnya dari tujuan-tujuan hina semacam untuk meraih simpati orang lain (riya’) atau demi menampakkan kehebatan dirinya. Seorang yang berjihad tidaklah dikatakan fi sabililah kecuali jika niatnya benar-benar ikhlas, bukan untuk pamer kekuatan, fanatisme golongan, atau merebut simpati publik.

Seorang yang memiliki niat buruk maka dia akan mendapatkan hukuman di akhirat apabila dia benar-benar telah bertekad untuk mewujudkannya. Sebagaimana keadaan dua orang muslim yang saling membunuh dan yang terbunuh dikatakan juga masuk neraka, karena dia bersemangat untuk membunuh temannya.

Di dalam bab ini Imam Nawawi juga menyebutkan keutamaan orang yang memasang niat sebelum berangkat ke masjid, yaitu dia semata-mata berniat untuk sholat, kemudian dia berwudhu dengan baik dan berjalan menuju masjid, maka setiap langkah akan menghapuskan dosa dan langkah kaki yang satunya akan meningkatkan derajatnya.

Selain itu diantara faidah paling utama dari ikhlas yang disebutkan oleh Imam Nawawi secara tersirat di dalam bab ini adalah bahwa ikhlas adalah sebab untuk terbebas dari kesulitan dan kesempitan. Sebagaimana kisah yang dialami oleh tiga orang yang terperangkap di dalam gua, kemudian masing-masing menyebutkan amal-amalnya dalam berdoa kepada Allah agar membebaskan mereka dari keadaan itu.

Dari hadits-hadits dalam bab ikhlas ini juga bisa kita simpulkan bahwa ikhlas dibutuhkan dalam hal melakukan ketaatan dan perintah, sebagaimana ia juga dibutuhkan dalam menjauhi maksiat dan larangan. Sebagaimana ia juga menunjukkan pentingnya menghadirkan niat baik dalam segala bentuk ketaatan dan kebaikan yang diajarkan dalam syari’at. Tempat keikhlasan dan niat itu adalah di dalam hati, oleh karenanya wajib bagi setiap insan untuk mengurusi dan membenahi hatinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *