Hadits Pertama :
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Iman terdiri dari tujuh puluh lebih cabang, dan rasa malu adalah salah satu cabang keimanan.” (HR. Bukhari no. 9 dan Muslim no. 35)
Hadits Kedua :
Dari Sufyan bin Abdullah Ats-Tsaqafi radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah; Aku beriman kepada Allah, lalu istiqomahlah.” (HR. Muslim no. 38)
Hadits Ketiga :
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga hal, barangsiapa yang hal itu ada pada dirinya niscaya dia akan merasakan manisnya iman; barangsiapa yang Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya daripada selain keduanya, dan dia mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan dia tidak suka kembali kepada kekafiran setelah Allah selamatkan dia darinya sebagaimana dia tidak suka dilemparkan ke dalam api.” (HR. Bukhari no. 16 dan Muslim no. 43)
Hadits Keempat :
Dari Al-‘Abbas bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan merasakan lezatnya iman; orang yang ridha Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim no. 34)
Faidah Hadits :
Hadits pertama menunjukkan bahwa iman memiliki banyak cabang. Salah satunya adalah rasa malu. Orang yang memiliki rasa malu akan menjaga diri dari hal-hal yang tidak disukai dalam agama. Orang yang punya rasa malu akan menjaga ucapan dan tingkah lakunya.
Hadits kedua menunjukkan bahwa iman kepada Allah membutuhkan keistiqomahan. Hal ini mengisyaratkan bahwa ada cobaan dan rintangan yang harus dihadapi oleh orang-orang yang beriman. Dalam menghadapi cobaan itulah dibutuhkan sikap istiqomah.
Hadits ketiga menunjukkan bahwa iman itu akan terasa manis dan menyenangkan bagi orang-orang yang lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya atas segala sesuatu, orang-orang yang mencintai orang lain semata-mata karena Allah, dan orang-orang yang benci kembali kepada kekafiran sebagaimana kebenciannya apabila hendak dilemparkan ke dalam kobaran api.
Hadits keempat menunjukkan bahwa kelezatan iman itu hanya akan bisa diraih dengan hati yang ridha Allah sebagai Rabb/sesembahan dan pengatur segala urusan, ridha Islam sebagai satu-satunya agama yang benar di sisi-Nya, dan ridha Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasul.