Doa Untuk Kebaikan Anda

Bismillah.

Doa adalah senjata seorang beriman. Bahkan doa merupakan bentuk ibadah yang paling utama. Berdoa kepada Allah menunjukkan kebutuhan hamba kepada-Nya. Betapa fakir dan miskinnya hamba itu di hadapan Rabbnya. Allah Maha Kaya sedangkan manusia senantiasa butuh kepada-Nya di setiap jengkal bagian hidup mereka.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah, alangkah sombongnya kita tatkala kita tidak mau berdoa kepada Allah. Demikianlah cap yang diberikan bagi orang yang enggan berdoa dan memohon kepada-Nya. Allah berfirman (yang artinya), “Dan Rabb kalian berkata; Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku pasti akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina.” (Ghafir : 60)

Mengapa anda tidak mau berdoa kepada Allah sementara seluruh kerajaan langit dan bumi adalah milik-Nya? Mengapa anda malas berdoa dan memohon kepada Allah sedangkan setiap ubun-ubun manusia berada di dalam kekuasaan tangan-Nya? Mengapa kita lalai berdoa kepada Allah sementara hati anak Adam berada diantara jari-jemari-Nya? Mengapakah anda merasa bahwa doa itu justru menjadi beban dan hal yang mengganggu dalam hidup dan aktifitas anda?

Tidakkah kita lihat bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam -manusia terbaik di atas muka bumi ini- menjadi orang yang paling sering berdoa dan bermunajat kepada Rabbnya. Bahkan bukan sembarang doa, sebab beliau berdoa kepada Allah memohon ampunan bisa sampai seratus kali dalam sehari atau bahkan lebih dari itu. Tidakkah kita tersentuh dan berfikir mengapa orang semulia beliau masih terus saja berdoa padahal surga telah dijamin untuknya? Padahal ampunan Allah pasti beliau peroleh? Bukankah hal itu mencerminkan bahwa semakin tinggi iman dan takwa seorang hamba maka semakin besar pula ketergantungan hatinya kepada Allah.

Saudaraku -semoga Allah berikan taufik kepadaku dan kepadamu- kebutuhan kita kepada doa dan ibadah kepada Allah sama seperti kebutuhan kita kepada Allah. Sebagaimana kita tidak bisa lepas dari bantuan dan pertolongan Allah sedetik pun. Maka begitu pula kita tidak bisa melepaskan diri dari berbagai kesulitan dan marabahaya kecuali dengan perlindungan dari-Nya. Sehingga sejauh itulah besarnya kebutuhan kita untuk senantiasa berdoa dan beribadah kepada-Nya.

Namun, satu hal yang perlu kita ingat bahwa doa adalah ibadah, dan ibadah tidaklah diterima apabila tercampuri dengan syirik dan kekafiran. Oleh sebab itu Allah berfirman (yang artinya), “Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kalian berdoa/menyeru bersama dengan Allah siapa pun juga.” (al-Jin : 18)

Memang mengabulkan doa adalah bagian dari hak rububiyah Allah. Karena Allah satu-satunya pencipta, penguasa dan pemelihara alam semesta maka Allah pula yang bisa mengabulkan permintaan hamba-hamba-Nya. Makhluk sejahat Iblis pun pernah Allah kabulkan doanya ketika dia memohon kepada Allah untuk ditangguhkan kematiannya hingga kiamat tiba. Meskipun demikian hal itu tidaklah mencerminkan kecintaan Allah kepada Iblis dan bala tentaranya. Sebab kekafiran dan kesombongan Iblis telah membuatnya menolak perintah Allah. Dan Allah sama sekali tidak meridhai kekafiran pada diri hamba-hamba-Nya. Hal itu menunjukkan bahwa kekafiran kepada Allah merupakan sebab kehinaan dan kesengsaraan.

Pada masa-masa yang penuh dengan kekacauan dan kesimpang-siuran, kita sangat butuh kepada pertolongan dan bantuan serta hidayah dari Allah. Bukankah setiap hari kita berdoa kepada Allah di dalam sholat kita memohon hidayah jalan lurus minimal tujuh belas kali setiap harinya? Hal ini menjadi pertanda bahwa betapa besar kebutuhan hidayah itu dalam kehidupan manusia. Tanpa hidayah manusia akan terjebak dalam kegelapan demi kegelapan. Hidup dalam kebatilan, maksiat dan penyimpangan. Di sinilah pentingnya hidayah dari Allah bagi diri kita dan segala aktifitas yang kita kerjakan. Siapakah anda sehingga anda bisa merasa cukup dan tidak butuh pertolongan dan petunjuk-Nya? Siapakah anda sehingga merasa besar dan hebat di hadapan kekuasaan Allah? Siapakah anda sehingga berani membusungkan dada seolah berkata di hadapan para malaikat, ‘Aku tidak butuh bantuan Allah…’?!! Wahai, orang yang malang siapakah anda?

Berdoalah kepada Allah… Mintalah kepada-Nya petunjuk! Mintalah kepada-Nya bimbingan! Mohonlah bantuan dan perlindungan… Dia lah Rabb penguasa langit dan bumi. Dia lah Rabb yang menciptakan anda dan orang-orang sebelum anda. Dia lah Rabb yang mencurahkan rezeki, yang memberikan nikmat tak terhingga kepada segenap makhluk-Nya. Tak satu pun makhluk di alam ini yang keluar dari takdir dan kekuasaan-Nya. Tak satu pun manusia di muka bumi ini yang luput dari pengawasan dan ketetapan-Nya. Tak satu pun hamba yang bisa lari dari hukuman dan azab-Nya jika Allah berkehendak untuk menimpakan hal itu kepada mereka. Kepada siapa anda hendak berlindung dan memohon pertolongan? Kepada siapa anda hendak mencari keselamatan? Wahai manusia… kita semuanya sangat fakir dan butuh di hadapan Allah….

Katakanlah; siapakah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit dan bumi? Siapakah yang menciptakan pendengaran dan penglihatan kalian? Siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup? Siapakah yang mengatur segala urusan? Bahkan orang-orang kafir dahulu pun menjawab, “Allah.”

Akan tetapi tatkala pengakuan mereka kepada Allah itu tidak disertai dengan tauhid kepada-Nya maka sia-sia belaka. Amal mereka hapus dan sirna. Amal mereka tertolak di hadapan Rabbnya. Allah berfirman (yang artinya), “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan lalu Kami jadikan ia bagaikan debu-debu yang beterbangan.” (al-Furqan : 23)

Allah juga berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Maukah kami kabarkan kepada kalian mengenai orang-orang yang paling merugi amalnya; yaitu orang-orang yang sia-sia usahanya dalam kehidupan dunia sementara mereka mengira telah berbuat dengan sebaik-baiknya.” (al-Kahfi : 103-104). Aduhai persangkaan atau klaim semata tidaklah cukup…

Sebab kecintaan dan penghambaan kepada Allah tidak dianggap benar oleh Allah kecuali apabila dibuktikan dengan mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali ‘Imran : 31)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Tidaklah seorang pun yang mendengar kenabianku diantara umat ini; apakah dia Yahudi atau Nasrani lalu meninggal dalam keadaan tidak beriman dengan ajaranku melainkan dia pasti akan termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim)

Benar, surga dan neraka bukan milik saya atau anda. Surga dan neraka milik Allah. Allah yang menciptakannya. Dan Allah yang berhak memasukkan orang ke dalamnya. Oleh sebab itu Allah telah membuat aturan bahwa surga tidak bisa dimasuki kecuali oleh orang yang beriman. Sementara neraka Allah siapkan bagi orang-orang yang kafir dan mempersekutukan-Nya. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka benar-benar Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka…” (al-Maa-idah : 72)

Kini pilihan ada di tangan anda…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *