Bismillah.
Saudaraku yang dirahmati Allah, apabila kita mencermati karya-karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam ilmu tauhid dan aqidah, tidak jarang kita membaca doa yang beliau panjatkan kepada Allah di sela-sela risalahnya yang mencerminkah sifat kasih sayang kepada manusia.
Misalnya beliau mengatakan ‘Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu’ atau ‘Ketahuilah semoga Allah memberikan bimbingan kepadamu untuk taat kepada-Nya’ dan ungkapan lain yang serupa. Hal ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa sesungguhnya ilmu itu ditegakkan di atas pilar kasih sayang.
Beliau juga sering memotivasi pembaca, misalnya beliau mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah menciptakan kita dan memberikan rezeki kepada kita, dan Allah tidak meninggalkan kita dalam keadaan sia-sia. Bahkan Allah mengutus kepada kita seorang rasul, barangsiapa menaatinya masuk surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadanya akan masuk neraka.”
Beliau juga sering mengingatkan perkara penting yang banyak dilalaikan manusia. Misalnya beliau mengatakan, “Apabila kamu telah mengetahui bahwa Allah menciptakanmu untuk beribadah kepada-Nya, ketahuilah bahwa sesungguhnya ibadah tidaklah disebut ibadah kecuali bersama dengan tauhid…”
Beliau pun mendorong kita untuk memperhatikan perkara yang paling agung. Misalnya beliau mengatakan, “Perkara yang paling agung yang diperintahkan oleh Allah adalah tauhid; yaitu mengesakan Allah dalam beribadah…” Beliau juga memperingatkan kita dari keburukan yang terbesar, misalnya beliau mengatakan, “Perkara paling besar yang dilarang oleh Allah adalah syirik…”
Beliau juga membuat perumpamaan agar manusia lebih mudah memahami dakwah tauhid ini. Misalnya beliau berkata, “Apabila syirik mencampuri pada suatu ibadah maka ia menjadi rusak sebagaimana keadaan thaharah apabila tertimpa hadats…”
Beliau juga senantiasa berusaha untuk membawakan dalil-dalil yang mendasari dakwahnya, hal ini menunjukkan bahwa dakwah tauhid adalah dakwah yang harus ditegakkan di atas ilmu. Beliau juga berupaya menukilkan ucapan dan nasihat dari para ulama terdahulu agar para pembaca lebih tenang dan mantap dalam mengikuti kebenaran yang datang kepada mereka.
Hal ini semua memberikan pelajaran berharga kepada kita bahwa seorang yang mendakwahkan agama ini harus selalu menggantungkan hati kepada Allah. Sebab hati manusia berada diantara jari-jemari Allah; yang Allah akan bolak-balikkan hati itu sesuai dengan apa yang Allah kehendaki. Selain itu seorang da’i tidaklah membangun dakwahnya untuk menjatuhkan manusia atau menghinakan mereka, bahkan dengan dakwahnya itu seorang da’i ingin menebarkan rahmat dan hidayah Islam kepada manusia.
Tidakkah kita ingat ucapan Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu, “Kami adalah suatu kaum yang telah Allah muliakan dengan Islam. Maka kapan saja kami berusaha mencari kemuliaan dengan selain Islam, pastilah Allah akan menghinakan kami.” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak)
Semoga sedikit tulisan ini bisa menjadi bahan perenungan bagi kita bersama…