Imam Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Syahr bin Hausyab, dia berkata : Aku berkata kepada Ummu Salamah, “Wahai Ibunda kaum beriman, apakah doa yang paling banyak dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di sisimu?” maka beliau menjawab, “Doa yang paling sering beliau baca adalah ‘Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii ‘ala diinik’ yang artinya ‘Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu’.” Ummu Salamah mengatakan : Aku pun berkata, “Wahai Rasulullah, betapa seringnya anda berdoa dengan membaca ‘Yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii ‘ala diinik’?! Maka beliau pun menjawab, “Wahai Ummu Salamah, tidaklah ada seorang anak Adam melainkan hatinya berada diantara dua jari dari jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki akan Allah luruskan, dan siapa yang Allah kehendaki maka Allah akan simpangkan.” Mu’adz -seorang periwayat- pun membaca ayat (yang artinya), “Wahai Rabb kami, janganlah Engkau sesatkan hati kami setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami.” Hadits ini disahihkan al-Albani (lihat Sahih Sunan Tirmidzi, 3/447)
Di dalam hadits yang agung ini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan kepada kita betapa pentingnya memperhatikan keadaan hati. Sebab baiknya hati akan membuahkan baiknya ucapan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, rusaknya hati akan membuahkan kerusakan pada ucapan dan perilaku. Oleh sebab itu setiap muslim butuh kepada pertolongan Allah agar meluruskan dan meneguhkan hatinya di atas kebenaran. Sebab tanpa bantuan dari Allah tidak akan mungkin hatinya bisa tegak di atas Islam dan Sunnah.
Di dalam hadits ini juga terkandung pelajaran bahwasanya doa memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan seorang hamba. Bahkan doa itulah wujud penghambaan kepada Allah. Doa ada dua macam; doa berisi pujian dan sanjungan atau biasa disebut dengan doa ibadah atau doa tsanaa’, yang kedua adalah doa berisi permintaan atau permohonan yang biasa disebut dengan istilah doa mas’alah. Doa yang disebutkan dalam hadits ini termasuk doa mas’alah. Adapun doa berupa pujian misalnya adalah ‘alhamdulillah’, inilah yang disebut dengan doa tsanaa’.
Dianjurkan untuk sering membaca doa ini ‘Yaa muqollibal quluub tsabbit qolbii ‘ala diinik’ sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Doa ini bisa dibaca ketika waktu-waktu terkabulnya doa misalnya diantara adzan dan iqomah, atau ketika sebelum salam ketika sholat, atau ketika sujud, atau ketika di sepertiga malam terakhir, atau bisa juga dibaca di rumah ketika sedang bersama keluarga yaitu istri dan anak-anak. Tidak dipungkiri bahwasanya keberadaan istri, anak-anak dan harta menjadi fitnah/cobaan bagi hati manusia. Betapa banyak orang yang hanyut dalam penyimpangan karena fitnah-fitnah ini. Oleh sebab itu sudah selayaknya kita juga berlindung kepada Allah dari segala macam fitnah yang menyesatkan, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Seperti doa yang dibaca oleh para sahabat ‘Na’uudzu billahhi minal fitan, maa zhahara minhaa wa maa bathan’ yang artinya, “Kami berlindung kepada Allah dari fitnah-fitnah; yang tampak maupun yang tersembunyi.” (HR. Muslim)
Seorang hamba hendaknya menggantungkan hatinya kepada Allah semata. Karena Allah lah yang mampu membolak-balikkan hati dan mengarahkannya menuju kebaikan atau penyimpangan. Apabila manusia cenderung kepada kebatilan maka Allah pun menyesatkan hati mereka menuju keburukan. Sebaliknya, jika mereka cenderung mengabdi kepada Allah dan tunduk kepada-Nya niscaya Allah akan berikan petunjuk dan bimbingan kepada mereka menuju jalan-Nya. Hal ini juga menunjukkan kepada kita betapa besar nikmat hidayah bagi seorang hamba. Inilah nikmat paling agung yang akan mengantarkan pemiliknya menuju surga.
Dari hadits ini kita juga bisa mengambil faidah bahwasanya menjadi kewajiban bagi seorang kepala rumah tangga untuk memberikan teladan kebaikan kepada keluarganya dan menjelaskan kepada mereka hal-hal yang mendatangkan kebaikan bagi dunia dan akhirat mereka.
2 thoughts on “Diantara Jari Jemari Allah”