Bismillah.
Alhamdulillah, pada kesempatan ini kita dipertemukan kembali dalam pelajaran bahasa arab dengan kitab muyassar.
Pada pelajaran sebelumnya kita sudah belajar mengenai tawaabi’, yaitu isim-isim yang dibaca mengikuti i’rob kata yang diikuti olehnya. Pengikut ini dalam bahasa arab disebut tabi’ sedangkan yang diikuti dinamakan matbu’.
Antara tabi’ dan matbu’ harus sesuai i’robnya. Apabila matbu’ marfu’ maka tabi’nya juga marfu’. Demikian pula apabila matbu’nya manshub maka tabi’nya juga harus dibaca manshub. Demikianlah keadaan tabi’, yaitu harus mengikuti matbu’-nya.
Pada materi sebelumnya juga kita sudah membahas mengenai majruraatul asmaa’ yaitu kelompok isim yang harus dibaca majrur. Masih ingat bukan? Ya, diantaranya adalah apabila isim itu didahului oleh huruf jar. Selain itu isim juga dibaca majrur apabila disandarkan; sebagai mudhaf ilaih.
Kata yang disandarkan disebut mudhaf. Mudhaf ini bisa dibaca marfu’, manshub, atau majrur tergantung kedudukannya di dalam kalimat. Apabila misalnya dia menjadi fa’il maka dibaca marfu’, namun apabila ia menjadi maf’ul bih misalnya maka ia dibaca manshub. Hal ini berbeda dengan keadaan mudhaf ilaih; mudhaf ilaih harus dibaca majrur.
Untuk mengunduh teks selengkapnya silahkan buka di sini [klik]
—————