Program Belajar Kaidah Bahasa Arab 1 Bulan
Tanda-Tanda I’rob pada Isim [2]
Segala puji bagi Allah. Salawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada Rasulullah, para sahabatnya, dan segenap pengikut setia mereka. Amma ba’du.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, pada kesempatan ini kita akan melanjutkan pembahasan tentang tanda-tanda i’rob pada isim. Sebelumnya telah kita bahas tentang tanda i’rob pada isim mufrod dan jamak taksir. Berikutnya akan kita bahas tentang tanda i’rob pada isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim serta asmaa-ul khomsah.
Isim mutsanna -yang menunjukkan dua- sebagaimana sudah kita ketahui diakhiri dengan alif dan nun atau ya’ dan nun. Misalnya, kata yang berbunyi ‘masjidaani’ مسجدان atau ‘masjidaini’ مسجدين artinya ‘dua buah masjid’. Ini adalah isim mutsanna. Ia marfu’ dengan tanda alif dan manshub serta majrur dengan tanda ya’. Jadi apabila ia dibaca ‘masjidaani’ artinya dia dalam keadaan marfu’ sedangkan apabila dibaca menjadi ‘masjidaini’ dalam keadaan manshub atau majrur.
Adapun pada isim jamak mudzakkar salim -jamak untuk lelaki- yang diakhiri dengan wawu nun atau ya’ nun, maka tanda marfu’-nya adalah dengan huruf wawu. Misalnya kata ‘muslimuuna’ مسلمون artinya ‘para lelaki muslim’; ia dalam keadaan marfu’ dengan tanda wawu; yaitu yang terletak sebelum huruf nun di akhir kata. Adapun dalam keadaan manshub atau majrur ia diakhiri dengan ya’; sehingga menjadi ‘muslimiina’ مسلمين; di sini tanda manshub atau majrurnya adalah huruf ya’. Jadi apabila dikatakan ‘muslimuuna’ ia dalam keadaan marfu’. Adapun jika dibaca menjadi ‘muslimiina’ artinya ia dalam keadaan manshub atau majrur.
Yang terakhir, pada kesempatan ini kita bahas tentang tanda i’rob pada asmaa-ul khomsah (isim-isim yang lima). Pada asmaa-ul khomsah tanda marfu’nya adalah wawu; misalnya kata ‘abu’ أبو dengan akhiran wawu. Adapun tanda manshubnya adalah alif; sehingga dibaca menjadi ‘aba’ أبا. Dan tanda majrur-nya adalah ya’ sehingga dibaca menjadi ‘abi’ أبي.
Dari penjelasan di atas, kita bisa mengenali keadaan akhir kata pada isim mutsanna, jamak mudzakkar salim, dan asmaa-ul khomsah. Kita ambil contoh lain, misalnya kata yang berbunyi ‘muslimaani’ مسلمان dengan akhiran alif dan nun. Ya, ia adalah isim mutsanna; menunjukkan dua. Artinya ‘dua orang lelaki muslim’. Pertanyaannya adalah ia dalam keadaan apa? Benar, ia berada dalam keadaan marfu’ dengan tanda alif. Apabila dia manshub atau majrur berubah menjadi ‘muslimaini’ مسلمين dengan akhiran ya’ dan nun; di sini tanda manshub/majrur-nya adalah huruf ya’.
Berbeda halnya dengan kata ‘musyrikuuna’ مشركون yang artinya ‘para lelaki musyrik’ ia termasuk jamak mudzakkar salim. Apa keadaan I’robnya? Ya, ia dalam keadaan marfu’ dengan tanda wawu -yang terletak sebelum nun di akhir kata-. Isim ini termasuk jamak mudzakkar salim. Apabila ia manshub atau majrur maka dia berubah menjadi ‘musyrikiina’ مشركين dengan akhiran ya’ dan nun.
Adapun asmaa-ul khomsah tadi sudah kita bahas; dia marfu’ dengan tanda wawu, manshub dengan tanda alif, dan majrur dengan tanda ya’. Misalnya adalah kata yang berbunyi ‘akhu’ أخو -saudara lelaki- ia marfu’ dengan wawu, ‘akha’ أخا manshub dengan alif, dan ‘akhi’ أخي majrur dengan tanda ya’.
Demikian pembahasan yang bisa kami sampaikan dalam kesempatan ini. Semoga bisa memberikan faidah ilmu bagi kita semuanya. Wallahul muwaffiq.
Unduh materi di sini belajar-5
Rekaman bisa diunduh dari sini [klik]