Asas Ketaatan

Bismillah.

Tidaklah diragukan bahwa ketaatan kepada Allah merupakan sebab utama kebahagiaan manusia. Karena Allah menurunkan kitab-Nya untuk membimbing hamba menuju bahagia.

Allah berfirman (yang artinya), “Tidaklah Kami turunkan kepadamu al-Qur’an ini supaya kamu celaka.” (Thaha : 2)

Allah juga berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan tersesat dan tidak pula celaka.” (Thaha : 123)

Ketaatan Allah itu berporos pada ketundukan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Allah berfirman (yang artinya), “Apa pun yang dibawa oleh Rasul itu maka ambillah/laksanakan, dan apa pun yang dia larang maka tinggalkanlah.” (al-Hasyr : 7)

Allah berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang taat kepada Rasul itu maka sesungguhnya dia telah taat kepada Allah.” (an-Nisaa’ : 80)

Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali ‘Imran : 31)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah ada seorang pun dari umat ini yang mendengar kenabianku apakah dia beragama Yahudi atau Nasrani kemudian meninggal dalam keadaan tidak beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim)

Kebahagiaan yang hakiki hanya bisa diraih dengan ketaatan kepada Allah. Tanpa ketaatan kepada Allah maka kehidupan di alam dunia hanya akan membuahkan siksa dan malapetaka.

Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Maukah kami kabarkan kepada kalian mengenai orang-orang yang paling merugi amalnya; yaitu orang-orang yang sia-sia usahanya dalam kehidupan dunia sedangkan mereka mengira bahwa dirinya telah melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.” (al-Kahfi : 103-104)  

Allah berfirman (yang artinya), “Seandainya mereka itu berbuat syirik pasti akan lenyap semua amal yang dahulu mereka kerjakan.” (al-An’am : 88)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan Kami hadapi segala amal yang dahulu mereka kerjakan, lantas Kami jadikan ia bagaikan debu-debu yang beterbangan.” (al-Furqan : 23)

Allah berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama maka tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali ‘Imran : 85)

Hakikat islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya; beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan sesembahan selain-Nya, tunduk patuh kepada perintah dan larangan-Nya, serta berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya.

Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)

Ibadah kepada Allah adalah merendahkan diri kepada-Nya dengan dilandasi kecintaan dan pengagungan dalam bentuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *