oleh : Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah
Beliau berkata :
الهداية والسَّعادة أمران متلازمان وقرينان لا ينفكَّان
Hidayah dan kebahagiaan adalah dua buah perkara yang saling melekat dan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
والشَّقاء قرين الضَّلال الذي لا ينفكُّ عنه
Sementara kesengsaraan adalah pasangan dari kesesatan dan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan darinya.
فمتى وُجدت الهداية وُجدت السَّعادة، ومتى وُجِدَ الضَّلال وُجِدَ الشَّقاء
Maka dimana ditemukan hidayah maka di situlah ditemukan kebahagiaan, dan dimana ditemukan kesesatan maka di situlah dijumpai kebinasaan.
ومن كان في بُعدٍ عن الله وطاعته ثم استقام يجد في قلبه لذَّةً كانت مفتقدة ، وحلاوةً كانت معدومة وطعمًا كان لا يشعر به
Barangsiapa yang dahulunya berada jauh dari Allah dan ketaatan kepada-Nya kemudian dia beralih ke jalan istiqomah niscaya dia akan rasakan di dalam hatinya sebuah kelezatan yang dahulu hilang dan rasa manis yang belum pernah dia rasakan, dan dia bisa menikmati suatu kelezatan yang sebelumnya belum pernah dia rasakan.
وصدق الله: {فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشْقَى وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا}.
Maha benar Allah yang berfirman (yang artinya), “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku niscaya dia tidak akan sesat dan tidak pula celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari meningat-Ku pasti dia akan mendapatkan penghidupan yang sempit.”
Sumber : http://al-badr.net/muqolat/2648