oleh : Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah
Syaikh berkata :
قال سفيان بن عيينة رحمه الله: «لَيْسَ الْعَاقِلُ الَّذِي يَعْرِفُ الْخَيْرَ وَالشَّرَّ , وَلَكِنَّ الْعَاقِلَ الَّذِي يَعْرِفُ الْخَيْرَ فَيَتَّبِعُهُ وَيَعْرِفُ الشَّرَّ فَيَتَجَنَّبُهُ » العقل وفضله لابن أبي الدنيا (56).
وذلك أنَّ مقصود العلم العمل، وإلا فما فائدة العلم إذا ترك العمل.
Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berkata, “Bukanlah orang yang berakal yang mengetahui kebaikan dan keburukan, akan tetapi orang yang berakal adalah yang mengetahui kebaikan lalu mengikutinya dan mengetahui keburukan lantas menjauhinya.” (al-‘Aqlu wa Fadhluhu karya Ibnu Abid Dun-ya, 56)
Yang demikian itu dikarenakan tujuan dari ilmu adalah untuk diamalkan. Kalau tidak seperti itu lantas apakah faidah ilmu jika ia tidak diamalkan.
Sumber : http://al-badr.net/muqolat/3140
Keterangan Gambar :
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata :
Barangsiapa yang merenungkan keadaan alam semesta maka dia akan mendapati bahwa segala kebaikan di bumi, maka itu sebabnya adalah tauhid kepada Allah, ibadah kepada-Nya, dan ketaatan kepada rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sementara segala keburukan, fitnah, dan petaka, kekeringan, dijajah oleh musuh, dan lain sebagainya, maka itu semua sebabnya adalah karena menyelisihi Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan doa/ibadah kepada selain Allah.
Barangsiapa yang merenungkan hal ini dengan sebenar-benarnya, niscaya akan dia dapati kenyataan itu pada dirinya sendiri, begitu pula yang terjadi pada orang lain; yang umum dan yang khusus, laa haula wa laa quwwata illa billaah.
[Majmu’ Fatawa, 15/25]