Bismillah.
Kalimat ‘alhamdulillah’ merupakan ucapan yang sangat agung. Di dalamnya terkandung sanjungan kepada Allah yang disertai dengan kecintaan dan pengagungan. Alhamdulillah adalah ucapan setiap hamba yang bersyukur. Allah terpuji karena banyak faktor, diantaranya karena kesempurnaan Dzat, Nama, Sifat, Perbuatan dan Hukum-Nya serta kenikmatan yang dicurahkan-Nya kepada kita.
Setiap hari kita dididik untuk belajar bersyukur dengan lisan melalui ucapan alhamdulillah. Padahal, sesungguhnya syukur lebih luas daripada ucapan lisan. Sebab syukur juga mencakup pengakuan di dalam hati bahwa segala nikmat datang dari Allah. Syukur juga mencakup amal perbuatan anggota badan; dengan menggunakan nikmat dalam ketaatan dan keridhaan-Nya. Oleh sebab itu para ulama juga menjelaskan bahwa hakikat syukur adalah ketaatan kepada Sang Pemberi nikmat.
Ucapan alhamdulillah termasuk kalimat yang paling dicintai oleh Allah disamping kalimat tauhid/laa ilaha illallah, subhanallah/tasbih, dan Allahu akbar/takbir. Alhamdulillah merupakan pujian kepada Allah dan dzikir. Alhamdulillah juga termasuk bentuk doa; yaitu doa ibadah atau doa tsanaa’/sanjungan. Di sana ada bentuk doa yang lain yang sudah biasa kita kenal yaitu doa permohonan/doa mas’alah. Doa itu sendiri merupakan bentuk ibadah yang paling agung. Sehingga Allah menyebut orang-orang yang tidak mau berdoa kepada-Nya sebagai orang yang sombong.
Allah berfirman (yang artinya), “Dan Rabbmu telah berfirman; Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan permintaan kalian. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku pasti masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina.” (Ghafir : 60)
Dalam sholat kita selalu membaca surat al-Fatihah yang di dalamnya terkandung pujian kepada Allah dan pengagungan kepada-Nya dengan ucapan alhamdulillah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memuji Allah dan mencintai-Nya. Karena sesungguhnya kecintaan merupakan poros utama amal ketaatan. Orang akan mau tunduk dan taat kepada Allah apabila dia cinta, takut, dan berharap kepada Allah. Cinta laksana kepala dari seekor burung, sedangkan takut dan harapan laksana dua belah sayapnya.
Demikian sedikit catatan semoga bermanfaat bagi kita semuanya. Barakallahu fiikum…
Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com