Bismillah.

Allah berfirman :

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ

“Orang-orang beriman lelaki dan orang-orang beriman perempuan, sebagian mereka merupakan wali/penolong bagi sebagian yang lain; mereka memerintahkan yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar.” (at-Taubah : 71)

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata :

فأوضح سبحانه في هذه الآية أن من صفات المؤمنين والمؤمنات الواجبة الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر

Di dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa diantara sifat kaum mukmin dan mukminah yang wajib untuk dilakukan adalah memerintahkan yang ma’ruf dan melarang kemungkaran.

(sumber : Majmu Fatawa Syaikh Bin Baz, link : website beliau)

Sebaliknya, memerintahkan kemungkaran dan melarang yang ma’ruf merupakan sifat kaum munafik. Allah berfirman di dalam al-Qur’an :

الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ

“Kaum munafik lelaki dan kaum munafik perempuan sebagian mereka menjadi bagian/pendukung bagi sebagian yang lain; mereka memerintahkan yang mungkar dan melarang yang ma’ruf, dan mereka pun menggenggam/menahan tangan-tangan mereka -dari infak di jalan Allah-.” (at-Taubah : 67)

Dengan tegaknya amar ma’ruf dan nahi mungkar maka akan kuatlah bangunan masyarakat kaum muslimin. Sebaliknya dengan lemahnya dakwah akan semakin lemah pula bangunan masyarakat Islam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

المؤمن للمؤمن كالبنيان 

“Seorang mukmin bagi mukmin yang lain laksana sebuah bangunan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikh Khalid as-Sabt hafizhahullah menjelaskan :

فالمؤمن كالبنيان لا يستقل بأمور دينه ولا بأمور دنياه، ولا تقوم مصالحه على الوجه المطلوب إلا بالمعاونة، والمعاضدة بينه وبين إخوانه، فإذا لم يحصل هذا وانشغل كل واحد بنفسه فإن ذلك مؤذن بتفكك الأسرة والمجتمع

Artinya, seorang mukmin -satu sama salin- ibarat sebuah bangunan yang tidak bisa terlepas dalam urusan agamanya dari peran/dukungan orang lain -saudaranya sesama muslim- begitu pula dalam urusan dunia. Tidak akan tegak kemaslahatannya dengan sebagaimana mestinya kecuali dengan adanya kerjasama dan saling mendukung antara dirinya dengan saudara-saudaranya. Apabila hal ini tidak terwujud dan setiap orang hanya sibuk mengurusi dirinya sendiri (egois) maka ha ini menjadi pertanda akan terjadinya keruntuhan tatanan keluarga dan masyarakat.

(sumber : Syarah Riyadhush Shalihin oleh beliau, lihat website beliau)

Demikian sedikit cuplikan faidah semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

Barakallahu fiikum.

# Pogung Kampung Hijrah, 30 Dzulqa’dah 1443 H


Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *