Bismillah.
Sungguh benar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan ia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kepahaman seorang terhadap agama adalah jalan menuju kebahagiaan. Dengan ilmu dan pemahaman yang benar terhadap Islam akan mengantarkan pemiliknya menuju kebaikan demi kebaikan. Allah berfirman (yang artinya), “Apabila kalian berbeda pendapat tentang suatu perkara maka kembalikanlah hal itu kepada Allah dan Rasul; jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Hal itu lebih baik bagi kalian dan lebih bagus hasilnya.” (an-Nisaa’ : 59)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari). Ibnul Qayyim rahimahullah pernah mengatakan dalam sebagian bait syairnya, “Renungkanlah al-Qur’an jika anda mencari petunjuk; karena ilmu ada di bawah tadabbur al-Qur’an…” Sungguh benar perkataan beliau rahimahullah…
Di dalam al-Qur’an Allah pun menegur orang-orang yang tidak mau merenungkan kandungan ayat-ayat Kitab-Nya, dan Allah mempertanyakan jangan-jangan di dalam hati mereka itu ada kunci dan gembok yang menutupinya; sehingga tidak bisa menyerap hidayah Rabbnya. Keberkahan al-Qur’an tidak hanya terletak di dalam huruf dan bacaannya, bahkan lebih daripada itu ia terkandung di dalam tadabbur dan mengamalkan ajaran dan nasihat-nasihatnya. Oleh sebab itu Allah turunkan al-Qur’an ini kepada Rasul-Nya; supaya dengan kitab itu beliau mengeluarkan manusia dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya iman, tauhid, dan ketakwaan.
Kita hidup di masa banyak orang lebih tertarik dengan media sosial dan berita politik daripada merenungkan ayat-ayat Allah dan petunjuk rasul-Nya. Padahal menimba ilmu agama adalah ibadah; dan betapa besar keutamaan ibadah ini, terlebih lagi di masa-masa penuh dengan fitnah dan kekacauan seperti masa sekarang ini. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beribadah di tengah kondisi berkecamuknya fitnah seperti berhijrah kepadaku.” (HR. Muslim)
Saudaraku yang dirahmati Allah, kita mungkin sering menyepelekan duduk di majelis ilmu atau mendengarkan ceramah ilmiah. Padahal berkumpul untuk mempelajari Kitabullah akan mendatangkan ketenangan dan rahmat Allah. Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah; mereka membaca Kitabullah dan mempelajarinya diantara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, kasih sayang meliputi mereka, para malaikat mengelilingi mereka, dan nama mereka disebut-sebut oleh Allah di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.” (HR. Muslim)
Banyak orang tua yang merasa sedih dan gagal ketika anaknya tidak mengerti matematika, bahasa Inggris atau gaptek/gagap teknologi. Tetapi sayang seribu sayang terkadang orang tua tidak sedih dan prihatin ketika anak-anaknya jauh dari al-Qur’an dan petunjuk nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka ingin anaknya salih dan berbakti tetapi di saat yang sama mereka tidak tahu bagaimana cara mendidik dan membimbing putra-putrinya menuju kesuksesan sejati. Padahal setiap keluarga muslim tentu ingat perintah Allah (yang artinya), “Wahai orang-orang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka…” Allah juga memperingatkan kepada kita (yang artinya), “Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian, maka jadikanlah ia sebagai musuh…” “Sesungguhnya setan itu hanya akan mengajak kelompoknya agar bersama-sama menghuni neraka yang menyala-nyala…” Aduhai betapa lalainya kita selama ini… Nastaghfirullah….
Setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban akan apa-apa yang dia pimpin. Setiap kita memimpin anggota badan dan hati untuk tunduk kepada syariat Allah dan hukum-hukum-Nya. Karena itulah siapa saja yang menyimpang dari hukum Allah terancam dengan kekafiran atau kefasikan atau kezaliman… Semoga Allah lindungi diri kita dari segala keburukan dan Allah berikan taufik kepada kita meniti jalan yang lurus hingga ajal tiba…