Agar Amal Anda Berkualitas

Saat Ramadhan Mulai Berkemas, Bagaimana Anda (Bagian 6)

Penulis : Ustaz Afifi Abdul Wadud, B.A. hafizhahullah

6. AGAR AMAL ANDA BERKUALITAS

BAGAIMANA MERAIH AMAL YANG BERKUALITAS

# TIDAK SETIAP AMAL BERBUAH INDAH

Rosululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam haditsnya yang mulia:

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوعُ وَالْعَطَشُ ، وَرُبَّ قَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ قِيَامِهِ السَّهَرُ.

“ Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut melainkan hanya rasa lapar dan dahaga. Dan betapa banyak orang yang sholat malam ia tidak mendapatkan apa-apa melainkan hanya begadang saja”(HR. Ahmad)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang jujur lagi membawa berita yang benar, 

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).

Mengapa sampai sia-sia

  1. Berkata Dusta (az zuur)
  2. Berkata lagwu(sia-sia) dan rofats (kata-kata porno)
  3. Melakukan Berbagai Macam Maksiat

# SYARAT DITERIMANYA IBADAH

Agar ibadah diterima di sisi Allah, haruslah terpenuhi dua syarat, yaitu:

  1. Ikhlas karena Allah.
  2. Mengikuti tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (ittiba’).

Jika salah satu syarat saja yang terpenuhi, maka amalan ibadah menjadi tertolak.  

Sebab-sebab Munculnya Amalan Tanpa Tuntunan

  • Pertama: Tidak memahami dalil dengan benar.
  • Kedua: Tidak mengetahui tujuan syari’at.
  • Ketiga: Menganggap suatu amalan baik dengan akal semata.
  • Keempat: Mengikuti hawa nafsu semata ketika beramal.
  • Kelima: Berbicara tentang agama tanpa ilmu dan dalil.
  • Keenam: Tidak mengetahui manakah hadits shahih dan dho’if (lemah), mana yang bisa diterima dan tidak.
  • Ketujuh: Mengikuti ayat-ayat dan hadits yang masih samar.
  • Kedelapan: Memutuskan hukum dari suatu amalan dengan cara yang keliru, tanpa petunjuk dari syari’at.
  • Kesembilan: Bersikap ghuluw (ekstrim) terhadap person tertentu. Jadi apapun yang dikatakan panutannya (selain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), ia pun ikuti walaupun itu keliru dan menyelisih dalil.

# AGAR IBADAH KITA BERKUALITAS TINGGI

Kunci agar ibadah anda berkwalitas:

1. Jadikan ibadah anda seakan kesempatan yang terakhir kali

Dari Abu Ayub Al Anshari radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ عَلِّمْنِي وَأَوْجِزْ قَالَ إِذَا قُمْتَ فِي صَلَاتِكَ فَصَلِّ صَلَاةَ مُوَدِّعٍ وَلَا تَكَلَّمْ بِكَلَامٍ تَعْتَذِرُ مِنْهُ وَأَجْمِعْ الْيَأْسَ عَمَّا فِي أَيْدِي النَّاسِ

“Seorang laki-laki menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata: “Ya Rasulullah. Berilah aku nasehat yang ringkas.” Maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau Engkau mengerjakan shalat, maka shalatlah seperti shalatnya orang yang hendak meninggalkan (dunia). Jangan berbicara dengan satu kalimat yang esok hari kamu akan meminta udzur karena ucapan itu. Dan perbanyaklah rasa putus asa terhadap apa yang ditangan orang lain.”  (Hasan. Dikeluarkan oleh Ahmad (5/412), Ibnu Majah(4171), Abu Nu’aim dalam Al Hilyah(1/462) Al Mizzi (19/347) dan Lihat Ash Shahihah (401))

Maka bayangkan seandainya ibadah anda seakan kesempatan terakhir dalam hidup anda,setelah ini anda akan menghadap Allah ta’ala,maka apa yang akan anda rasakan,pasti akan memberikan yang terbaik,inilah rahasianya.

2. Warnai ibadah anda dengan full dzikir

Jika anda indin amal anda ibadah anda berkwalitas tinggi maka dzikir harus mewarnai seluruh ibadah yang kita lakukan,Allah telah menjadikan dzikir sebagai amalan terbaik dan tertinggi derajadnya.  

أن رجلاً سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم فقال: أي الجهاد أعظم أجراً يا رسول الله؟! فقال: أكثرهم لله ذكراً، فقيل له: فأي الصائمين أعظم؟ قال: أكثرهم لله ذكراً، قال: ثم ذكر لنا الصلاة والزكاة والحج والصدقة؛ في كل مرة يقال: أيهم أعظم؟ فيقول: أكثرهم لله ذكراً

Artinya: Ada seseorang yang bertanya kepada rasul shallallahu’alaihi wa sallam:Jihad yang bagaimana yang paling banyak pahalanya ya rasulullah,jawab beliau: Yang paling ingatnya/dzikirnya kepada Allah,kemudian menyebutkan pula untuk shalat,zakat haji,shadaqah semua dijaqab nabi dengan : Yang paling banyak dzikirnya kepada Allah.Begitu jua siapa orang yang berpuasa yang paling banyak pahalanya,jawab nabi :Yang paling banyak ingatnya kepada Allah. (HR. Ahmad)

أيُّ أهل المسجد خير؟ قال أكثرُهم لله ذكراً عزَّ وجلَّ، قيل: أيُّ أهل الجنازة خير؟ قال: أكثرهم ذكراً لله عزَّ وجلَّ، قيل: فأيَّ المجاهدين خير؟ قال أكثرهم ذكراً لله عزَّ وجلَّ، قيل: فأيُّ الحُجَّاج خير؟ قال أكثرهم ذكراً لله عزَّ وجلَّ قيل: فأيُّ العوَّاد خير؟ قال أكثرهم ذكراً لله عزَّ وجلَّ،

    قال أبو بكر: ذهب الذاكرون بالخير كلِّه

Ya rasulullah siapakah ahli masjid yang paling baik,jawab nabi yang paling banyak dzikirnya kepada Allah,siapakah ahli jenazah yang paling baik,jawab nabi,yang paling banyak dzikirnya kepada Allah,siapakah mujahidin yang paling baik,jawab nabi yang paling banyak dzikirnya kepada Allah,siapakah para haji yang terbaik,jawab nabi yang paling danyak dzikirnya kepada Allah,siapakah orang bertaubat yang paling bail,jawab nabi yang paling banyak dziirnya kepada Allah,berkata Abu Bakar: Ahli dzikir telah pergi memborong semua kebaikan. [Ibnul qoyyim, Wabilu Shoyib hal 152.]

Berkata Imam Ibnu Qayyim dalam al wabilush shayyib (secara makna) bahwa  “Yang paling utama pada setiap orang yang beramal adalah yang paling banyak berdzikir kepada Allaah.”

Macam-macam dzikir

– Dzikir dengan hati

– Dzikir dengan lisan

– Dzikir dengan penggabungan hati dan lisan

– Dzikir dengan anggota badan

– Dzikir dengan hati, lisan dan anggota badan  

 

MENGAPA IBADAH KITA HAMBAR DAN TIDAK NGEFEK

Penyebab-penyebab tidak berpengaruhnya doa dan dzikir dalam kehidupan seseorang,diantaranya:

  • KEBODOHAN kita, yang mana kita TIDAK TAHU atau/dan TIDAK PAHAM akan makna yang terkandung didalam dzikir ini.
  • KELALAIAN hati kita (–sehingga kita tidak KHUSYU’ ketika berdzikir kepadaNya–)
  • Tidak mengusahakan kandungan dari doa/dzikir tersebut untuk ada dalam diri kita

Bersambung insya Allah…

# Sumber : Seorang penimba ilmu hafizhahullah

 

Donasi Pembangunan Masjid Graha al-Mubarok

 


 

Mohon bantuannya untuk menyebarluaskan video donasi ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *