Oleh : Syaikh Abdul Aziz ar-Rajihi hafizhahullah
Segala puji bagi Allah Rabb seru sekalian alam. Salawat dan salam serta keberkahan dari Allah semoga tetap tercurah kepada hamba dan utusan Allah yaitu Nabi kita Muhammad, dan semoga terlimpah kepada keluarganya, para sahabatnya semua, dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga datangnya hari pembalasan. Amma ba’du.
Sesungguhnya Imam pembaharu/mujaddid yaitu Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab -semoga Allah ta’ala merahmatinya- telah menegakkan dakwah menuju agama Allah ‘azza wa jalla. Beliau meniti jejak para nabi dan para rasul ‘alaihimus salam serta meneladani Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam dakwahnya menuju agama Allah dan dalam mengajarkan ilmu kepada manusia serta membimbing mereka. Maka, beliau adalah seorang imam/pemimpin pembawa petunjuk -semoga rahmat Allah tercurah kepadanya- sehingga dengan begitu dakwahnya membuahkan hasil di berbagai belahan timur dan barat bumi. Allah memberikan hidayah melalui usaha beliau banyak orang. Dan hal itu wallahu a’lam disebabkan keikhlasan beliau kepada Rabbnya subhanahu wa ta’ala, kejujurannya, dan ketulusannya terhadap hamba-hamba Allah. Dan kita pun masih terus merasakan teduhnya naungan dakwah yang penuh kebaikan ini dan memetik buah-buahnya yang penuh kebaikan.
Beliau -semoga Allah merahmatinya- telah berdakwah mengajak umat manusia untuk mengikuti ajaran yang didakwahkan oleh Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam dan segenap rasul yang lainnya ‘alaihimus salam. Beliau mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah ‘azza wa jalla dan memurnikan amal ketaatan kepada-Nya, agar selalu menunaikan perintah-perintah-Nya serta melaksanakan hak-hak-Nya dan menunaikan hak-hak hamba-hamba-Nya. Maka, ucapan-ucapan beliau berangkat dari dalam hati sehingga ia pun meresap ke dalam hati.
Karena kejujuran dan keikhlasan beliau dalam dakwahnya itulah membawa pengaruh yang baik dalam membuat umat menerima karya-karya beliau dan tersebarnya dakwah yang beliau serukan. Dimana beliau telah menulis dalam rangka dakwah tauhid ini berbagai tulisan yang bagus dan beragam yang kecil ukurannya tetapi sangat besar makna dan kandungannya. Tulisan beliau memang tidak banyak bertabur kalimat tetapi memiliki tujuan yang sangat jelas dan meramu berbagai dalil agama. Inilah metode ilmiah dalam hal dakwah.
Diantara karya-karya beliau itu yang telah diterima dengan luas di tengah para ulama umat dan penimba ilmu adalah risalah ini yang sekarang berada di hadapan kita yaitu risalah ‘Ushul Tsalatsah’ [tiga landasan utama dalam beragama].
Tiga landasan utama yang disebutkan oleh beliau -semoga Allah merahmatinya- di sini adalah sebagai berikut :
– Pokok pertama; Setiap insan harus mengenal Rabbnya
– Pokok kedua; Setiap insan harus mengenal Islam dengan landasan dalil-dalil
– Pokok ketiga; Mengenal Nabi kita yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketiga landasan utama ini adalah perkara yang akan ditanyakan kepada setiap manusia apabila dia telah diletakkan di dalam kuburnya. Itulah kejadian yang telah diceritakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam sabdanya, “Sesungguhnya mayit itu mendengar suara gerakan sandal teman-temannya ketika mereka kembali setelah menguburkannya. Dan kemudian datanglah malaikat yang bertanya, ‘Siapa Rabbmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?’ lalu dia pun menjawab, ‘Rabbku adalah Allah, agamaku Islam, dan Nabiku Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Maka malaikat itu kembali menegurnya seraya bertanya lagi, ‘Siapa Rabbmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu?’ itulah ujian/fitnah terakhir yang menimpa pada diri setiap mukmin.”
“Adapun orang kafir dan munafik dikatakan kepadanya, ‘Apa yang kamu ucapkan mengenai lelaki ini (nabi)? maka dia menjawab, ‘Aku tidak tahu, aku dahulu hanya mengatakan apa-apa yang biasa dikatakan oleh orang-orang’ maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu tidak mau tahu dan tidak mau mengikuti’ kemudian dia dipukul dengan palu dari besi dengan sekali pukulan diantara kedua telinganya sehingga dia pun menjerit dengan jeritan yang bisa didengar semua makhluk yang ada di sekitarnya kecuali jin dan manusia.” Sebagian periwayat mengatakan, “Lalu disempitkanlah kuburnya sampai tulang-tulang rusuknya berantakan.” (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan al-Hakim. Komentar al-Hakim; hadits ini sahih memenuhi syarat Shahihain dan hal ini disepakati oleh adz-Dzahabi, hadits ii juga disahihkan Ibnul Qayyim dalam I’lamul Muwaqqi’in) sebagaimana telah sahih kisah semacam ini di dalam hadits-hadits yang sahih.
Ketiga landasan utama yang ditulis oleh Sang Imam ini merupakan risalah yang sangat agung. Karena itulah risalah ini sering dihafalkan; dimana tulisan beliau ini dihafal oleh para penimba ilmu pemula maupun yang sudah senior. Tidak ada yang tidak butuh kepadanya. Ia senantiasa diajarkan di berbagai madrasah/sekolah dan di masjid-masjid. Dan buku ini termasuk materi awal yang semestinya dipelajari oleh penimba ilmu dalam pelajaran akidah.
Sehingga sepatutnya seorang penimba ilmu itu memulai belajar dengan kitab Ushul Tsalatsah begitu pula kitab Qawa’id Arba’ [empat kaidah penting], Nawaqidh Islam [pembatal Islam], Kasyfu Syubuhat [menyingkap kerancuan pemahaman] kemudian meningkat belajar dengan Kitab Tauhid lalu Aqidah Wasithiyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah kemudian kitab Aqidah Thahawiyah lalu Hamawiyah kemudian Tadmuriyah kemudian menekuni kitab-kitab as-Sunnah [pokok agama] semacam Ushulus Sunnah karya Imam Ahmad, kitab as-Sunnah karya Abdullah putra Imam Ahmad, kitab as-Sunnah karya al-Khallal, kitab as-Sunnah karya al-Barbahari dan lain sebagainya.
Penulis buku ini yaitu Imam mujaddid -semoga Allah merahmatinya- menggunakan metode ilmiah yang sangat mendasar sehingga bisa dipahami oleh siapa saja, tidak berisi penjelasan yang ruwet atau rumit, tidak sekedar mengulang-ulang atau menyertakan tambahan-tambahan yang tidak perlu.
Setiap kalimat yang beliau sampaikan selalu berusaha beliau ikuti dengan dalil, karena berbicara dalam urusan agama ini tidak bisa benar kecuali jika dilandasi dengan dalil, selain itu dengan cara semacam ini akan lebih kuat untuk dijadikan sumber pengetahuan dan lebih kuat dalam berhujjah.
Oleh sebab itu saya mewasiatkan kepada anak-anak saya dan saudara-saudara saya untuk memiliki perhatian terhadap risalah ini dengan mengajarkannya kepada para pemula yang masih muda maupun kaum senior yang sudah tua dan untuk berusaha memahami kandungan maknanya, buku ini memang cukup ringkas dan alangkah baik jika buku ini dijabarkan isinya dengan keterangan yang ringkas atau pertengahan sesuai dengan tingkatan orang-orang yang belajar.
Adapun apabila seorang insan ingin menjelaskan kandungan buku ini secara panjang lebar niscaya akan terbentuk berjilid-jilid buku disebabkan begitu banyak ilmu dan dalil yang tercantum di dalamnya; meskipun kalimatnya pendek tetapi maknanya sangat kaya dan melimpah.
Salawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, segenap pengikutnya, dan para sahabatnya semua.
Ditulis oleh :
Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Abdurrahman ar-Rajihi
# Sumber : Syarh Ushul Tsalatsah oleh beliau, hal. 5-8
—