- Tanya : Apakah tujuan diciptakannya jin dan manusia?
Jawab : Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56)
- Tanya : Apa yang dimaksud dengan ibadah?
Jawab : Secara bahasa ibadah bermakna ketundukan dan perendahan diri. Adapun dalam pengertian agama Islam ibadah itu adalah ketundukan dan perendahan diri kepada Allah dengan dilandasi kecintaan dan pengagungan. Ibadah diwujudkan dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian ibadah mencakup segala hal yang dicintai dan diridhai Allah.
- Tanya : Apa syarat diterimanya ibadah?
Jawab : Ibadah hanya akan diterima apabila dikerjakan dengan ikhlas untuk Allah semata -tidak tercampuri syirik- dan sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya hendaklah dia melakukan amal salih dan tidak mempersekutukan dalam beribadah kepada Rabbnya dengan sesuatu apapun.” (al-Kahfi : 110)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melakukan suatu amal yang tidak ada tuntunannya dari kami maka ia pasti tertolak.” (HR. Muslim)
- Tanya : Apakah tujuan diutusnya para rasul?
Jawab : Allah mengutus para rasul untuk mengajak manusia supaya beribadah kepada Allah semata dan meninggalkan segala sesembahan selain-Nya.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36)
- Tanya : Apa yang dimaksud dengan thaghut?
Jawab : Thaghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Allah sementara dia ridha dengan hal itu. Termasuk thaghut adalah setan, dukun-dukun dan paranormal. Secara luas thaghut diartikan segala sesuatu yang menyebabkan hamba bertindak melampaui batasnya dalam bentuk sesuatu yang disembah, diikuti, atau ditaati.
- Tanya : Apa yang dimaksud dengan tauhid?
Jawab : Tauhid adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Artinya menujukan ibadah kepada Allah semata dan meninggalkan segala sesembahan selain-Nya. Inilah perkara paling agung yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dalam firman-Nya (yang artinya), “Sembahlah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (an-Nisaa’ : 36)
- Tanya : Apa makna dari kalimat laa ilaha illallah?
Jawab : Kalimat laa ilaha illallah atau disebut juga sebagai kalimat tauhid bermakna tidak ada sesembahan yang benar selain Allah. Hal itu sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Yang demikian itu disebabkan bahwa Allah lah -sesembahan- Yang Benar, dan sesungguhnya segala yang mereka seru selain-Nya adalah -sesembahan- yang batil.” (al-Hajj : 62)
- Tanya : Apa konsekuensi dari kalimat laa ilaha illallah?
Jawab : Konsekuensi dari kalimat ini adalah menujukan segala bentuk ibadah kepada Allah semata dan meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya siapa pun ia atau apa pun bentuknya.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah, maka janganlah kalian menyeru/beribadah bersama dengan Allah siapa pun juga.” (al-Jin : 19)
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah mereka itu diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan agama untuk-Nya…” (al-Bayyinah : 5)
- Tanya : Bolehkah menujukan ibadah kepada selain Allah?
Jawab : Tidak boleh. Karena ibadah adalah hak khusus milik Allah. Barangsiapa menujukan ibadah kepada selain Allah maka dia telah melakukan kezaliman yang sangat besar. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya syirik benar-benar kezaliman yang sangat besar.” (Luqman : 13)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas setiap hamba adalah hendaknya mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Tanya : Apakah bahaya dosa syirik?
Jawab : Syirik merupakan dosa besar yang paling besar dan tidak akan diampuni pelakunya apbila mati dalam keadaan belum bertaubat darinya. Pelaku syirik besar menjadi keluar dari Islam dan apabila mati maka di akhirat kekal di neraka.
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu seorang pun penolong.” (al-Maa’idah : 72)
Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan masih akan mengampuni dosa-dosa lain yang berada di bawah tingkatan itu bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (an-Nisaa’ : 48)
- Tanya : Apakah syirik menghapuskan amalan?
Jawab : Benar. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Jika kamu berbuat syirik niscaya akan lenyaplah seluruh amalmu dan benar-benar kamu akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (az-Zumar : 65)
Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Seandainya mereka berbuat syirik niscaya lenyaplah semua amal yang dahulu telah mereka kerjakan.” (al-An’aam : 88)