Aqidah

Satu Sesembahan

Bismillah.

Dinatara faidah yang terkandung dalam risalah Ushul Tsalatsah adalah batilnya peribadatan kepada selain Allah. Apa atau siapa pun itu bentuk sesembahan selain-Nya. Dan apa pun bentuk ibadah yang dilakukan terhadapnya.

Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah berkata :

الثانية: أن الله لا يرضى أن يشرك معه أحد في عبادته، لا ملك مقرب ولا نبي مرسل.
والدليل قوله تعالى: {وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلا تَدْعُو مَعَ اللَّهِ أَحَداً}

Kedua; bahwa Allah tidak ridha dipersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun dalam beribadah kepada-Nya; apakah itu malaikat yang dekat dengan Allah ataupun nabi utusan-Nya. Dalilnya firman Allah (yang artinya), “Dan sesungguhnya masjid-masjid adalah milik Allah maka janganlah kalian menyeru bersama Allah siapa pun.” (al-Jin : 18)

Keterangan :

Syirik adalah beribadah kepada selain Allah di samping ibadahnya kepada Allah. Seperti berdoa kepadanya, menyembelih untuknya, bernadzar untuknya, beristighotsah kepadanya, dsb. Para ulama membagi syirik menjadi syirik besar dan syirik kecil. Syirik besar mengeluarkan dari agama, sedangkan syirik kecil tidak. Syirik besar menyebabkan kekal di neraka, syirik kecil tidak. Syirik adalah dosa besar yang paling besar. Wajib bagi setiap muslim untuk merasa takut terjerumus dalam syirik. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam saja imamnya ahli tauhid dan kekasih Allah merasa takut dirinya terjerumus dalam dosa syirik; maka bagaimana lagi dengan kita?!

Syirik tidak berubah statusnya sebagai pembatal Islam dan penghalang masuk surga walaupun yang disembah selain Allah itu berupa malaikat, nabi, orang salih atau wali. Oleh sebab itu Allah mengkafirkan kaum Nasrani yang beribadah kepada Nabi Isa ‘alaihis salam dan menganggapnya sebagai anak Tuhan. Ibadah apa pun harus ditujukan kepada Allah semata, tidak boleh dipalingkan kepada selain-Nya. Allah berfirman (yang artinya), “Dan Rabbmu telah menetapkan bahwa janganlah kalian beribadah kecuali kepada-Nya…” (al-Israa’ : 23)

Allah tidak meridhai pelaku syirik. Sebagaimana Allah tidak meridhai pelaku kekafiran. Oleh sebab itu batillah anggapan sebagian orang yang mengatakan bahwa semua agama akan masuk surga pemeluknya. Padahal agama yang Allah ridhai hanya Islam. Allah berfirman (yang artinya), “Dan barangsiapa yang mencari selain Islam sebagai agama maka tidak akan diterima darinya dan di akhirat dia pasti akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Ali ‘Imran : 85)

Setiap muslim wajib membenci syirik dan pelakunya. Simpul iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah. Syirik adalah bentuk kemaksiatan yang paling parah dan paling berat dosanya. Lebih berat daripada dosa zina, minum khamr, mencuri atau membunuh. Pelaku syirik besar yang tidak bertaubat dan mati maka kekal di dalam neraka. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka benar-benar Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka, dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu sedikit pun penolong.” (al-Ma-idah : 72)

Masjid merupakan pusat perkembangan dakwah tauhid. Oleh sebab itu Allah muliakan masjid, Allah jadikan masjid sebagai tempat yang paling dicintai-Nya di atas muka bumi. Dari masjid itulah dikumandangkan kalimat tauhid dalam adzan dan iqomah setiap hari. Di dalam masjid itulah ditegakkan sholat jum’at dan jama’ah. Masjid pun menjadi tempat istimewa untuk membaca al-Qur’an dan mempelajari kandungannya. Maka sudah selayaknya di masjid diadakan majelis ilmu yang mengenalkan tauhid dan pondasi agama. Tauhid inilah yang disebut oleh para ulama dengan istilah fikih akbar.

Kita tidak boleh meremehkan dosa syirik. Karena sebagian dari syirik itu berada di dalam hati berupa kecintaan kepada sesembahan selain Allah, tawakal kepada selain Allah atau riya’ dan ujub. Ada pula syirik dalam bentuk ucapan lisan seperti bersumpah dengan selain nama Allah. Atau syirik berupa perbuatan seperti memakai jimat. Sebagaimana kita wajib mengenali hakikat tauhid maka kita pun wajib mengenali hakikat dan macam-macam syirik agar tidak terjerumus ke dalamnya.

Wallahu a’lam.

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *