Ramadhan dan Nikmat Islam

Bismillah.

Diantara perkara penting yang harus selalu kita ingat adalah besarnya nikmat yang Allah berikan kepada kita dengan agama Islam ini. Dengan nikmat hidayah inilah, Allah mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya. Hidayah merupakan perkara yang sangat mendesak dibutuhkan oleh umat manusia.

Datangnya bulan Ramadhan merupakan waktu yang sangat dinantikan oleh umat Islam di segala penjuru dunia. Bulan yang agung dan penuh kebaikan. Bulan untuk menempa kesabaran dan menumbuhkan kepekaan kepada orang-orang yang tertimpa kesulitan. Ibadah puasa Ramadhan adalah medan perjuangan iman dan ladang berseminya ketaatan dan amal salih, bulan untuk memperkuat kecintaan kepada al-Qur’an.

Saudaraku yang dirahmati Allah, hari demi hari yang kita lalui adalah seri perjalanan menuju kematian dan hari kebangkitan. Roda kehidupan terus berputar, ujian demi ujian senantiasa menerpa jiwa dan raga manusia; siapakah diantara mereka yang terbaik amalnya. Allah berfirman (yang artinya), “[Allah] Yang menciptakan kematian dan kehidupan dalam rangka menguji kalian; siapakah diantara kalian yang terbaik amalnya.” (al-Mulk : 2)

Para ulama salaf menjelaskan bahwa amal yang terbaik yaitu yang paling ikhlas dan paling benar. Ikhlas adalah amal yang dikerjakan karena Allah, sedangkan benar maksudnya adalah berada di atas tuntunan/Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini mengingatkan kita kepada ucapan dan petuah Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah di dalam risalah Tsalatsah Ushul, “Bahwasanya Allah menciptakan kita dan memberikan rezeki kepada kita, Allah tidak meninggalkan kita dalam keadaan sia-sia. Akan tetapi Allah mengutus kepada kita seorang rasul; barangsiapa yang taat kepadanya masuk surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadanya masuk neraka.”

Bulan Ramadhan adalah ujian ketaatan dan kecintaan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah berfirman (yang artinya), “Katakanlah; Jika kalian mengaku mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian.” (Ali ‘Imran : 31). Orang yang mencintai maka dia akan patuh dan tunduk mengikuti siapa yang dicintainya. Seorang hamba yang mencintai Allah maka ia akan rela meninggalkan apa yang disukai oleh hawa nafsunya demi mendapatkan kecintaan dan keridhaan Rabbnya.

Mereka yang menjalani kehidupan dengan iman dan amal salih adalah orang-orang yang berbahagia, walaupun barangkali secara materi atau fisik mereka bukan tergolong kaya raya atau pejabat tinggi. Allah berfirman (yang artinya), “Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam menetapi kesabaran.” (al-‘Ashr : 1-3)

Puasa Ramadhan adalah saat-saat paling membahagiakan bagi kaum beriman. Sebab dengan itu ia berjuang menundukkan hawa nafsunya. Ia bersabar menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ia pun bersabar menghadapi himpitan rasa lapar dan dahaga. Sebuah kenikmatan yang tidak akan diperoleh kecuali bagi orang yang beriman dan memurnikan ibadahnya untuk Allah semata.

Oleh sebab itu ketergantungan hatinya kepada Allah membuahkan kebaikan dan pahala. Ia semakin dermawan di bulan puasa. Ia lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah. Ia lebih banyak berdzikir. Dari sholat yang satu menuju sholat berikutnya selalu dia nantikan. Sebab ia rindu bermunajat dengan Rabbnya. Doa-doanya pun mengalir diantara perasaan takut dan harap.

Pada bulan Ramadhan terkumpul berbagai bentuk kebaikan; sholat, puasa, sedekah, dzikir, istighfar, taubat, memberikan makan, amar ma’ruf dan nahi mungkar, dakwah, syukur, sabar, dan amal-amal yang lainnya. Kebaikan di pagi hari, di saat siangnya, di sore harinya, di malam harinya, bahkan di akhir malam pula. Bulan bertabur bonus pahala dan ganjaran berlipat ganda. Sungguh sayang jika bulan itu berlalu tanpa ada ampunan yang kita raih dan takwa yang kita kumpulkan. Dimanakah anda ketika kaum muslimin berlapar-lapar di siang harinya? Dimanakah anda ketika kaum muslimin menikmati tilawah dan merenungkan kalamullah? Dimanakah anda ketika kaum muslimin bangun di akhir malam sebelum Subuh untuk bersantap sahur bersama keluarga?...

Bulan Ramadhan tidak lama lagi menjumpai kita. Tamu istimewa yang ditunggu setahun lamanya pun hampir tiba. Apa yang sudah kita lakukan untuk menyambutnya? Apakah kita anggap bulan puasa sama saja seperti bulan-bulan yang lainnya?! Kallaa tsumma kallaa; tidak, sekali-kali tidak…! Ramadhan terlalu indah dan terlalu berharga untuk kita sia-siakan… Inilah anugerah besar bagi kaum muslimin bagi mereka yang menyadari keagungan dan keutamaannya…

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *