Bismillah.
Beberapa waktu terakhir orang banyak disibukkan dengan pembicaraan seputar naiknya harga BBM atau harga-harga barang kebutuhan. Sesuatu yang lumrah, selama hal itu tidak menjadi pasar keluhan dan ajang untuk mengorek aib-aib saudaranya sesama muslim; entah itu pemerintah atau yang lainnya.
Sebagai muslim tentu kita ingat bahwa ada perkara yang jauh lebih mahal dan lebih berharga untuk selalu kita cari dan kita kejar. Yaitu hidayah dan taufik dari Allah. Tidakkah anda ingat kisahnya Abu Thalib paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam; bagaimana nabi sangat bersemangat untuk mengajak pamannya masuk Islam tetapi pamannya enggan dan mati dalam keadaan kafir…
Tidakkah anda ingat kisah anaknya Nabi Nuh ‘alaihis salam yang menolak ajakan bapaknya dan tidak beriman kepada ajarannya. Begitu juga kisah ayah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang tidak mau mengikuti ajaran anaknya yang menyerukan tauhid kepada Allah. Terlalu banyak kisah tragis nan memilukan yang menunjukkan kepada kita bahwa hidayah dan taufik itu sangatlah mahal dan bukan berada di tangan manusia. Adapun hidayah berupa ilmu dan bimbingan bisa disampaikan oleh kita; tetapi tetap saja yang bisa membuat hati orang menerima dan mengikuti kebenaran hanya Allah, bukan kita.
Bahkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tidak mampu memberikan taufik kepada pamannya. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam Khalilurrahman pun tak sanggup mencurahkan taufik ke dalam hati ayahnya. Begitu juga Abdullah radhiyallahu’anhu seorang sahabat Nabi putra dari gembong munafikin Abdullah bin Ubay bin Salul pun tidak bisa meneteskan taufik iman ke dalam sanubari ayah kandungnya… Subhanallah…
Di supermarket mana kiranya anda bisa membeli taufik itu? Kepada dokter spesialis mana kiranya anda bisa memesan taufik untuk bisa masuk surga? Kepada ustadz mana kiranya anda bisa meminta untuk mematikan anda di atas iman dan islam?! Jawablah wahai saudaraku… Berapa uang yang anda punya untuk bisa membeli hidayah taufik itu; apakah emas sepenuh bumi? Itu pun tidak bisa membeli taufik dari Allah; karena orang kafir di akhirat pun tidak bisa menebus azab dengannya…
Hati-hati manusia berada diantara jari-jemari Allah; Allah bolak-balikkan hati itu sebagaimana yang Allah kehendaki, sesuai dengan keadilan dan hikmah-Nya. Allah beri petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah sesatkan siapa yang dikehendaki oleh-Nya. Allah Mahamengetahui apa isi hati kita; apaka kita termasuk orang yang mau tunduk dan menghamba kepada-Nya ataukah kita adalah durjana dan pembangkang yang tidak tahu terima kasih kepada Rabbnya…
Karena itulah, diantara doa yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita Yaa Muqollibal quluub tsabbit qalbii ‘ala diinik; wahai Allah Yang Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu… Allah juga mengajarkan di dalam al-Qur’an doa untuk berlindung dari kesesatan dan penyimpangan setelah diberi petunjuk; Rabbanaa laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa; Wahai Rabb kami janganlah Engkau sesatkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk untuk kami…
Dari sinilah kita perlu kembali menyadari wahai saudaraku, bahwa nikmat taufik dari Allah itu sangatlah mahal. Tidak bisa dibeli dengan harta benda dan segala kekayaan dunia. Bersyukurlah kepada Allah ketika sampai hari ini Allah masih beri kemudahan bagi anda untuk mengikuti agama-Nya.
Wallahul musta’aan.
Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com