Belajar Jarak Jauh

Belajar Aqidah, Mengapa Tidak?

Bismillah.

Diantara sekian banyak ilmu agama, aqidah merupakan perkara yang menempati prioritas utama dan terpenting dalam belajar Islam. 

Ada banyak sekali alasan mengapa kita harus perhatian dan mendahulukan ilmu aqidah. Para ulama telah menjelaskan dalil-dalilnya di dalam kitab mereka. Berikut ini akan kami sajikan kesimpulan-kesimpulan penting yang berkaitan dengannya : 

Pertama, aqidah merupakan pondasi agama. Oleh sebab itu semua nabi dan rasul menjadikan pembenahan aqidah sebagai misi utama dakwah mereka. Allah berfirman (yang artinya), “Dan sungguh telah Kami utus pada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36)

Thaghut ialah segala bentuk sesembahan selain Allah. Umar bin Khattab radhiyallahu’anhu menjelaskan diantara gembong thaghut adalah setan. Jabir bin Abdillah radhiyallahu’anhu menerangkan bahwa thaghut adalah para kahin/dukun atau paranormal.  

Kedua, aqidah merupakan landasan penghambaan kepada Allah yang menjadi hikmah penciptaan segenap insan. Allah berfirman (yang artinya), “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariyat : 56). Para ulama tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud beribadah adalah mentauhidkan Allah. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hak Allah atas para hamba yaitu mereka beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan dengan-Nya sesuatu apapun.” (HR. Bukhari dan Muslim). Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah berkata, “Bahwa ibadah tidaklah dikatakan ibadah kecuali jika bersama dengan tauhid, sebagaimana halnya shoilat tidak disebut sholat tanpa thaharah…” (lihat al-Qawa’id al-Arba’)

Ketiga, aqidah adalah kunci keselamatan dan sebab utama ampunan. Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik kepada-Nya dan mengampuni dosa-dosa di bawah tingkatan itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (an-Nisaa’ : 48)

Allah juga berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka benar-benar Allah haramkan atasnya surga dan tempat tinggalnya adalah neraka. Dan tidak ada bagi orang-orang zalim itu penolong.” (al-Ma-idah : 72). Syaikh Muhammad at-Tamimi rahimahullah berkata, “Bahwa syirik apabila mencampuri suatu ibadah akan merusaknya dan menghapuskan amalan dan jadilah pelakunya termasuk orang yang akan kekal dihukum di neraka…” (lihat al-Qawa’id al-Arba’)

Keempat, aqidah merupakan pemahaman paling pokok dan paling urgen bagi setiap manusia yang menjadi gerbang segala kebaikan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan niscaya Allah pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim). Para ulama menyebut ilmu aqidah sebagai fikih akbar yang menunjukkan bahwa fikih/pemahaman dalam ilmu aqidah merupakan perkara yang sangat penting dan mendasar dalam kehidupan setiap muslim.

Kelima, aqidah merupakan jalan untuk meraih hidayah dan taufik dari Allah. Allah berfirman (yang artinya), “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuri imannya dengan kezaliman (syirik) maka mereka itulah orang yang diberikan keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (al-An’am : 82)

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *