Bismillah.

Salah satu tanda keimanan yang kuat dalam diri seorang hamba adalah tatkala ia memiliki kepedulian dan kasih sayang kepada sesama muslim. Ia merasa susah jika saudaranya susah, ia pun ikut gembira jika saudaranya gembira. Inilah diantara hak ukhuwah islamiyah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مثلُ المؤمنين في تَوادِّهم ، وتَرَاحُمِهِم ، وتعاطُفِهِمْ . مثلُ الجسَدِ إذا اشتكَى منْهُ عضوٌ تدَاعَى لَهُ سائِرُ الجسَدِ بالسَّهَرِ والْحُمَّى

“Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, menyayangi dan memberikan empati/kepedulian seperti perumpamaan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang kesakitan maka seluruh anggota badan ikut merasakan kesusahan hingga tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Nu’man bin Basyir radhiyallahu’anhuma)

Syaikh Abdurrazzaq al-Badr hafizhahullah memaparkan :

كلَّما قوي إيمان الشَّخص قويت رحمته بإخوانه فقوَّتها في العبد من قوة إيمانه ، وضعفها من ضعف إيمانه ، وهـذا ظاهر في قوله عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ: « مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ »، وذلك أنَّ إلـاهنا المقصود المعبود رحيم يحب الرحماء ودِيننا دين الرَّحمة ، ونبيّنا نبيّ الرّحمة ،وكتابنا القران كتاب الرحمة، والله نعت عباده المؤمنين فيه بقوله : {رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ }

“Semakin kuat iman seseorang maka semakin kuat pula sifat rahmat/kasih sayang terhadap saudara-saudaranya. Kekuatan kasih sayang yang ada pada diri seorang hamba timbul karena kuatnya iman padanya. Adapun lemahnya hal itu karena lemah imannya. Hal ini tampak jelas dalam sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal sifat saling mencintai, saling menyayangi dan saling peduli seperti satu tubuh.” Yang demikian itu karena Allah Yang kita sembah dan kita tuju dengan segala bentuk ibadah adalah Dzat Yang Mahapengasih serta mencintai orang-orang yang penyayang, dan agama kita adalah agama rahmat, nabi kita nabi yang membawa rahmat, kitab kita pun kitab yang penuh dengan rahmat, dan Allah pun menyifati hamba-hamba-Nya yang beriman di dalam kitab-Nya sebagai orang-orang yang ‘penuh kasih sayang diantara mereka’.” (lihat Fawa’id Mukhtasharah, judul ar-Rahmah minal Iman, link website : https://al-badr.net/muqolat/7750)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

والذي نفسُ مُحَمَّدٍ بيدِهِ لا يُؤْمِنُ أحدُكُم حتى يُحِبَّ لِأَخِيهِ ما يُحِبُّ لنفسِهِ من الخيرِ

“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang dicintainya untuk dirinya dalam hal kebaikan.” (HR. Nasa’i dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, disahihkan al-Albani)

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata :

الواجب على المسلم أن يحب لإخوانه الخير، والهدى، والصلاح، وأن يكره لهم كل شر، وألا يحقد عليهم، ومن وجد من نفسه أنه يكره الخير لإخوانه فهذا مرض في قلبه، فعليه التوبة إلى الله من ذلك.

“Wajib bagi seorang muslim untuk mencintai kebaikan bagi saudara-saudaranya (seiman), mencintai untuk mereka petunjuk, kesalihan dan tidak suka apabila mereka tertimpa keburukan, tidak boleh dia dengki kepada mereka. Barangsiapa yang mendapati dalam dirinya perasaan tidak suka saudaranya mendapatkan kebaikan maka hatinya telah sakit dan dia wajib bertaubat kepada Allah dari hal itu.” (lihat Fatawa Nur ‘ala Darb, judul at-Tahdzir minal Hiqd wal Hasad, link website : https://binbaz.org.sa/fatwas/15304)

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com


Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *