Bismillah.

Allah berfirman :

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Kemudian Kami wahyukan kepadamu; Hendaklah kamu mengikuti millah/ajaran Ibrahim yang hanif, dan sama sekali dia bukan termasuk kalangan orang musyrik.” (an-Nahl : 123)

Di dalam ayat yang agung ini Allah memerintahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengikuti millah/ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yaitu ajaran tauhid dan keikhlasan beribadah kepada Allah semata serta meninggalkan sesembahan selain-Nya.

Ajaran Nabi Ibrahim tidak lain adalah agama Islam yang dibawa oleh setiap nabi dan rasul. Setiap rasul mengajak umatnya untuk beribadah kepada Allah dan menjauhi thaghut/sesembahan selain Allah.

Allah berfirman :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Sungguh Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul yang menyerukan; Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut.” (an-Nahl : 36)

Allah menyebut ajaran Nabi Ibrahim sebagai ajaran yang hanif. Para ulama juga menyebut ajaran tauhid ini dengan istilah al-Hanifiyyah. Inilah hakikat dari millah/ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam dan juga para rasul yang lain. Yang demikian itu karena Nabi Ibrahim ‘alaihis salam adalah seorang yang hanif; yaitu yang ikhlas beribadah kepada Allah.

Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah menjelaskan :

والحنيف هو: المقبل على الله المعرض عما سواه، هذا هو الحنيف: المقبل على الله بقلبه وأعماله ونياته ومقاصده كلها لله، المعرِض عما سواه

“Orang yang hanif adalah orang yang menghadapkan dirinya kepada Allah dan berpaling dari segala -sesembahan- selain-Nya. Inilah hakikat orang yang hanif; yang menghadapkan diri kepada Allah dengan hati, amal, niat dan kehendaknya seluruhnya dipersembahkan kepada Allah, dan dia berpaling dari selain-Nya.” (lihat Syarh al-Qawa’id al-Arba’ oleh Syaikh Shalih al-Fauzan)

Allah berfirman :

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ

“Bukanlah Ibrahim itu orang yang beragama Yahudi atau Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang hanif lagi muslim, dan bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.” (Ali Imran : 67)

Ayat ini merupakan dalil yang sangat jelas dan tegas membantah klaim Yahudi dan Nasrani yang mendaku sebagai pengikut ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihis salam. Bahkan tidaklah berada di atas ajaran dan agama yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim -diantara umat akhir zaman ini- kecuali Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para pengikutnya yang setia. Sehingga pengakuan kaum Yahudi atau Nasrani bahwa mereka berada di atas agama Nabi Ibrahim adalah dusta belaka! Silahkan baca keterangan Imam Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullah di dalam tafsirnya (Tafsir Surat Ali Imran ayat 67)

Demikian sedikit kumpulan catatan, semoga berfaidah…

Penyusun : Redaksi www.al-mubarok.com

Disusun di markas YPIA Pogungrejo Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta; semoga Allah curahkan keberkahan bagi negeri ini dan memuliakannya dengan tauhid dan sunnah...


Redaksi

Redaksi al-mubarok.com dikelola oleh relawan dan pegiat dakwah Masjid Jami' al-Mubarok (MJM) YAPADI Yogyakarta

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *